Sisi Lain Kemacetan Jakarta: Ternyata Ada Rasa Gembira
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengaku senang tatkala melihat jalanan di Indonesia kembali dipenuhi lalu lintas kendaraan.
Dia membandingkan situasi jalanan dengan kondisi tiga tahun lalu saat terjadi pandemi Covid-19. Di mana saat Indonesia menerapkan restriksi atau pembatasan aktivitas masyarakat, yang menyebabkan perekonomian tanah air ikut merosot.
"Kita tahu membatasi interaksi memiliki dampak ekonomi luar biasa pada kita semua, dan kita mengalaminya dalam 2-3 tahun terakhir," jelas Suahasil saat menjadi pembicara dalam acara 'High Level Seminar: ASEAN Matters Epicentrum of Growth', Senin (6/3/2023).
Oleh sebab itu, di tengah masa pemulihan saat ini, dirinya merasa senang karena mobilitas dan aktivitas masyarakat kembali normal, setelah pemerintah memberhentikan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengizinkan masyarakat untuk tidak menggunakan masker, baik di luar atau di dalam ruangan.
Normalnya kembali aktivitas masyarakat, adalah angin segar bagi perekonomian Indonesia, yang 60% sumber pertumbuhan ekonominya berasal konsumsi masyarakat.
Pun macetnya jalanan adalah tanda ekonomi kembali normal. "Jadi, ketika kami melakukan pemulihan, kami sangat senang berada di kemacetan lalu lintas," jelas Suahasil.
"Artinya, kami sangat membenci kemacetan lalu lintas. Tapi, kemudian di beberapa titik kami sangat bersyukur dengan kemacetan lalu litas," kata Suahasil lagi.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan perekonomian di tanah air, banyak usaha tutup, masyarakat kehilangan pekerjaan, dan membuat pertumbuhan ekonomi terjun bebas.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diketahui, mengalami minus atau kontraksi hingga 2,07%. Seiring membaiknya aktivitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi kembali positif mencapai 3,7% pada 2021 dan tumbuh 5,31% pada 2022.
(cap/cap)