Bukan Kaleng-Kaleng, Ini Bukti Nyata Timah RI Kuasai Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan timah murni Indonesia ternyata berkontribusi besar pada pasokan timah dunia. Tidak tanggung-tanggung, Indonesia bahkan menduduki peringkat kedua sebagai produsen timah terbesar di dunia, setelah China.
Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS) Achmad Ardianto mengatakan, produksi timah Indonesia pada 2022 telah mencapai sekitar 70 ribu ton, tepatnya 74.100 ton. Jumlah produksi timah RI berkontribusi sekitar 19% dari total pasokan timah dunia yang diperkirakan mencapai 379.681 ton.
Produksi timah Indonesia ini berada di posisi kedua terbesar dunia setelah China yang tercatat mencapai 179.300 ton.
"Produksi timah kita 70 ribu ton.. Pada tahun 2022 Indonesia produsen logam timah terbesar kedua dunia dengan cadangan timah terbesar kedua di dunia juga.. Komoditas timah sudah kurang lebih 50 tahun kita hasilkan timah murni, ekspor bijih timah sudah tidak ada saat ini," ungkapnya dalam acara "Energy & Mining Outlook 2023" CNBC Indonesia, Kamis (23/02/2023).
Berdasarkan data yang dipaparkannya, produksi timah Indonesia ini bahkan melampaui produksi dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang masing-masing sebesar "hanya" 18.700 ton dan 9.500 ton.
Adapun produksi timah Indonesia pada 2022 tersebut berasal dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Timah sebesar 19.825 ton, dan smelter swasta 54.255 ton.
Timah murni ini diincar banyak negara karena manfaatnya yang besar, antara lain bisa digunakan untuk bahan baku telekomunikasi, penyalur listrik, kaca, plastik, baterai, dan lainnya.
"Timah adalah media penyalur listrik yang paling efisien sampai saat ini, sementara jumlah tidak banyak. Tanpa timah itu barang tidak akan jadi, sehingga banyak analis mengatakan timah adalah metal masa depan," tuturnya.
"Dengan kondisi itu, maka penggunaan timah dalam satu elemen produk tidak akan banyak. Tinplate misalnya, dalam satu komponen timahnya cuma 1%, tapi value bisa sampai 30%. Itulah gambaran timah selalu dibutuhkan. Kalau tidak ada timah, barang tidak bisa diproduksi," lanjutnya.
(wia)