Macro Insight

Jokowi Anggap 2024 Krusial, RI Hadapi Ancaman Seseram Apa?

maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 21/02/2023 17:45 WIB
Foto: Infografis/ Pak Jokowi, Infrastruktur Jor-joran Tapi Ekonomi Kok Seret? / Aristya Rahadian
  • Tahun 2024 menjadi tahun krusial karena menjadi puncak keemasan bonus demografi
  • Banyak tugas berat pemerintah untuk memaksimalkan bonus demografi demi keluar dari middle income trap
  • Peningkatan kualitas SDM serta menggalakkan industrialisasi  menjadi PR berat pemerintah untuk keluar dari middle income trap

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2024 menjadi periode terakhir di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa mewujudkan visinya membawa Indonesia menjadi negara maju. Namun, data-data malah menunjukkan tugas sangat berat harus dituntaskan Jokowi.

Disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Presiden Jokowi menyadari bahwa tahun depan menjadi tahun krusial bagi pemerintah.


Pasalnya, 2024 diyakini akan menjadi tahun puncak keberadaan bonus demografi di Indonesia.

Tahun depan pun menjadi tahun penting untuk menuntaskan program-program untuk keluar dari jebakan negara pendapatan menengah harus mulai dilaksanakan.

"Tahun 2024 ini adalah tahun krusial terkait bonus demografi dan dalam program untuk lepas dari middle income trap," kata Airlangga mengulangi arahan Jokowi usai rapat kabinet terbatas di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/2/2023).

Indonesia telah mengalami bonus demografi sejak tahun 2012 dan puncaknya diperkirakan terjadi pada periode 2020-2035.

Bank of Japan dalam laporannya Demographic Changes in Asia and Japan's Economic and Financial Developments memperkirakan puncak dari demografi Indonesia adalah pada 2025.

Bonus demografi merujuk pada kondisi di mana jumlah usia penduduk produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan usia nonproduktif.  Survei penduduk 2020 menunjukkan jumlah usia produktif Indonesia menembus 191,08 juta atau 70,72% dari total penduduk.

Namun, jumlah penduduk tidak lantas berjalan seiring kualitas. Fakta inilah yang menjadi tugas terberat Presiden Jokowi.

Bagaimana Jokowi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di tengah bonus demografi  akan sangat menentukan kemampuan Indonesia keluar dari middle income trap.

Ada banyak cara untuk mengukur kualitas SDM di tingkat global. Salah satunya adalah, Human Development Index (HDI) United Nation Development. Program (UNDP).

Merujuk pada indeks tersebut, Indonesia menempati urutan 114 dari 191 negara pada 2021. Peringkat Indonesia naik sedikit pada 2020 yakni 116.

Namun, Indonesia kalah jauh dibandingkan negara ASEAN lain seperti Singapura (12), Malaysia (62), atau Thailand (66).

Cara lain untuk mengukur kualitas SDM adalah tingkat daya saing. World Competitiveness Yearbook (WCY) pada 2020 menempatkan daya saing SDM Indonesia pada peringkat 40 dari 63 negara dalam hasil survei mereka.  Indonesia turun delapan peringkat dari tahun sebelumnya.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bupati Bulungan Ungkap Nasib Proyek Industri Warisan Jokowi

Pages