
Ketahuan! 'Faktor X' Ini Bikin RI Susah Jadi Negara Maju

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia tercatat selama 29 tahun terjebak dalam middle income trap atau jebakan negara dengan pendapatan menengah.
Hal ini disebabkan oleh ekonomi Indonesia yang tidak mampu tumbuh di atas 5%. Padahal, syarat Indonesia untuk lolos dari jebakan tersebut adalah mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebanyak 6 hingga 7%.
"Kemajuan ekonomi kita cukup baik, bagus, tapi apa boleh buat ekonomi kita selama 29 tahun masih di middle income trap," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam acara Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia di Jakarta, dikutip Selasa(16/5/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menargetkan Indonesia menjadi negara maju pada 2045 dan terlepas dari jebakan itu dengan pertumbuhan rata-rata 7 hingga 8%.
Untuk terlepas dari jebakan ini, Suharso menilai Indonesia harus mendorong digitalisasi besar-besaran dan mendorong pengembangan ekonomi hijau untuk mencapai pertumbuhan tinggi.
Suharso sebelumnya memaparkan alasan Indonesia terjebak lama dan belum bergerak secara efektif untuk mendorong pertumbuhan, yakni akibat faktor produktivitas setiap pekerja yang cenderung menurun.
"Kalau dilihat, level productivity per setiap pekerja di Indonesia masih rendah bila dibandingkan dengan negara industri lainnya," kata Suharso.
Di sisi lain, Suharso juga melihat ada ketimpangan, seperti masih ada 20 provinsi di Indonesia yang berada di bawah lower middle income, yakni pendapatannya di bawah US$4.200 per kapita.
Adapun, sejumlah provinsi tersebut di antaranya Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sementara itu di luar pulau Jawa, seperti Riau, Kalimantan Utara, Jambi, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur.
"Sementara Jakarta sudah mencapai high income, termasuk di Kalimantan Timur. Ini bisa kita periksa dari dana alokasi umum yang diperoleh provinsi, kabupaten, dan kota," kata Suharso.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum lama ini menegaskan bahwa kesempatan Indonesia untuk jadi negara maju hanya tinggal 13 tahun lagi. Jika gagal maka, kesempatan ini tidak akan terluang lagi.
"Kesempatan kita hanya ada pada 13 tahun, karena bonus demografi kita muncul di tahan 30an. Dalam sejarah negara-negara, kesempatannya hanya sekali," paparnya dalam Puncak Musra Relawan, dikutip Selasa (16/5/2023).
Dia mempelajari sejarah di beberapa negara. Pada tahun 1960-an hingga 1970-an, negara-negara latin di benua Amerika sebenarnya sudah menjadi negara berkembang. Namun, mereka gagal memanfaatkan peluang pada saat itu.
Alhasil, banyak negara Amerika Latin yang tidak bisa keluar dari middle income trap selama 50-60 tahun lamanya.
"Mereka tetap menjadi negara berkembang karena apa? Karena tidak bisa memanfaatkan peluang pada saat itu dan mengejarnya sudah tidak ada kesempatan lagi," ujar Jokowi.
"Ini juga akan terjadi di negara kita, begitu kita tidak bisa memanfaatkan waktu 13 tahun ini ini. Ada bonus demografi, dan kita tidak bisa memanfaatkan," tambahnya.
Indonesia bakal memiliki bonus demografi yang diprediksi mencapai puncaknya pada 2033. Sebelumnya, Jokowi sudah mewanti-wanti agar bonus demografi ini tidak menjadi beban.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Sisa 13 Tahun Lagi, Penentuan RI Jadi Negara Maju
