
Jokowi Anggap 2024 Krusial, RI Hadapi Ancaman Seseram Apa?

Merujuk pada Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Dunia juga menghitung Human Capital Index (HCI) untuk melihat sejauh mana peran pendidikan dan kesehatan terhadap produktivitas ke depannya. Pada tahun 2020, HCI Indonesia sebesar 0,54, berada pada peringkat 96 dari 175 negara.
Perkembangan kualitas SDM Indonesia sangat lambat meskipun pemerintah sudah menaikkan anggaran pendidikan dan kesehatan yang sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir.
Sejak 2009, pemerintah telah melakukan pemenuhan mandatory anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Anggaran pendidikan pun bengkak150% dari Rp 216,72 triliun pada 2010 menjadi Rp 542,83 triliun pada 2022.
Anggaran kesehatan melonjak dari Rp 29,9 triliun apda 2010 menjadi Rp 255,4 triliun pada 2022.
Dengan melihat perkembangan lima tahun terakhir, perlu bagi Presiden Jokowi untuk kemudian mengedapankan kualitas penyerapan anggaran pendidikan dan kesehatan dari apda kuantitas.
Pasalnya, penyerapan anggaran pendidikan dan kesehatan di daerah lebih banyak terserap untuk belanja pegawai.
Tugas berat lain Presiden Jokowi pada tahun krusial 2024 adalah bagaimana meningkatkan pendapatan kapita sekaligus tax ratio.
Merujuk pada laporan Bank of Japan, pendapatan per kapita Jepang pada puncak bonus demografi mereka sekitar 1990 sudah menembus US$ 27.000.
Pendapatan per kapita menjadi penting karena hal itu menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat. Juga, memenuhi kualitas SDM dan standar kesehatan.
Merujuk pada data BPS, pendapatan per kapita Indonesia pada 2022 baru menyentuh US$ 4.783,9.
Meningkatkan tax ratio juga menjadi penting karena menentukan berapa besar pembayar pajak yang bisa membantu perekonomian sekaligus menanggung program kesehatan pemerintah.
Bila Indonesia gagal meningkatkan basis pembayar pajak dan tax ratio maka hal ini akan menyulitkan generasi ke depan karena jumlah pembayar pajak akan berkurang sejalan berkurangnya tenaga kerja produktif.
Tax ratio Jepang pada 1990an di kisaran 18%. Data Kementerian Keuangan Indonesia menunjukkan realisasi tax ratio pada 2022 sebesar 10,41% dari PDB.
Namun, target tax ratio justru diturunkan menjadi 9,61% pada 2023.
Menggalakkan industrialisasi juga menjadi pekerjaan rumah berat yang harus dibereskan Presiden Jokowi sebelum mengakhiri jabatan pada 2024 mendatang.
Sektor industri memegang peran penting dalam menciptakan lapangan kerja formal, meningkatkan pendapatan per kapita, hingga membawa Indonesia ke negara maju.
Sayangnya, tingkat pertumbuhan sektor manufaktur di era Jokowi justru melambat.
Merujuk data BPS, rata-rata pertumbuhan industri pengolahan pada era Presiden Jokowi (2015-2022) hanya mencapai 3,3%.
Pertumbuhan pada 2020-2022 hanya 2,05%.
Padahal, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menyebutkan target industri pengolahan pada 2020-2024 ada di angka 6,2-6,5%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
