Internasional

Negara Sekutu Rusia Bentuk Pasukan Baru, Ikut Serang Ukraina?

luc, CNBC Indonesia
Selasa, 21/02/2023 11:21 WIB
Foto: AFP/VLADIMIR ASTAPKOVICH

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan bahwa dia telah memerintahkan pembentukan pertahanan teritorial sukarelawan baru.

Hal itu bertujuan agar semua orang tahu bagaimana "menangani senjata" dan siap untuk menanggapi tindakan agresi dan menjaga ketertiban umum di masa damai.

"Situasinya tidak mudah. Saya telah mengatakan lebih dari sekali: setiap orang - dan tidak hanya seorang pria - setidaknya harus mampu menangani senjata," kata Lukashenko pada pertemuan Dewan Keamanannya, dikutip Reuters, Selasa (21/2/2023).


"Setidaknya untuk melindungi keluarganya, jika diperlukan, rumahnya, sebidang tanahnya sendiri dan, jika perlu, negaranya."

Lukashenko, yang mengizinkan Rusia menggunakan Belarusia untuk mengirim pasukan ke Ukraina setahun lalu, sering mengatakan pasukannya akan berperang hanya jika Belarusia diserang. Dia juga mengatakan "pengalaman" di Ukraina membutuhkan pertahanan tambahan.

"Jika terjadi tindakan agresi, tanggapannya akan cepat, keras, dan tepat," kata Lukashenko.

Menteri Pertahanan Viktor Khrenin mengatakan pasukan pertahanan teritorial akan memiliki 100.000-150.000 sukarelawan, atau lebih jika diperlukan. Pembentukan paramiliter idealnya ada di setiap desa dan kota.

Militer profesional negara itu memiliki sekitar 48.000 tentara dan sekitar 12.000 tentara perbatasan negara, menurut Neraca Militer Institut Internasional untuk Studi Strategis 2022.

Lukashenko, penguasa terlama di Eropa yang telah memimpin Belarusia selama 28 tahun, bergantung pada Rusia secara politik dan ekonomi, dan dukungan Putin membantunya bertahan dari protes massa pro-demokrasi pada 2020.

Ketergantungan tersebut telah memicu ketakutan di Kyiv bahwa Putin akan menekan Lukashenko untuk bergabung dengan serangan darat baru dan membuka front baru dalam invasi Rusia ke Ukraina.

"Unsur-unsur Perang Dingin: perlombaan senjata dan pemerasan nuklir oleh para pemimpin masing-masing negara Barat telah kembali ke agenda internasional kontemporer," kata Lukashenko, Senin.

Uni Eropa, Amerika Serikat, dan sekutu lainnya telah memberlakukan sanksi senilai miliaran dolar terhadap negara bekas Soviet itu atas dukungannya untuk perang Rusia melawan Ukraina.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: LA Bak Medan Perang - Putin Beri Syarat Damai