Gak Cuma Baterai, RI Juga Gercep Bangun Pabrik Mobil Listrik

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
15 February 2023 18:35
Mobil Listrik Hyundai IONIQ 5 Produksi Indonesia yang di pamerkan dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 di JIExpo-Kemayoran, Kamis (31/3/2022). IONIQ 5 merupakan mobil listrik yang diproduksi di pabrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo).
Foto: Mobil Listrik Hyundai IONIQ 5 yang di pamerkan dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 di JIExpo-Kemayoran, Kamis (31/3/2022). IONIQ 5 merupakan mobil listrik yang diproduksi di pabrik Hyundai di Cikarang, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo).

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah RI gencar untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir. Namun ternyata, tak berhenti sampai di baterai kendaraan listrik, pemerintah juga gencar mendekati pabrikan mobil listrik dunia untuk membangun pabriknya di Tanah Air.

Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membeberkan bahwa sudah ada pabrik kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) yang berdiri di Indonesia. Salah satu pabrik mobil listrik yang sudah dibangun di Indonesia yaitu milik Hyundai.

Deputi Kerjasama Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan mengatakan, selain pabrik mobil listrik milik investor Negeri Ginseng itu, sudah ada pula beberapa investor lain yang juga melirik Indonesia.

"Kita sambil mengembangkan populasi mobil listriknya, kita sudah ada Hyundai dan produsen lain yang melirik Indonesia untuk menjadi bagian dari manufacturing-nya," ungkap Nurul kepada CNBC Indonesia dalam program 'Mining Zone', dikutip Rabu (15/2/2023).

Namun, sebelum fokus pada pembangunan pabrik kendaraan listrik tersebut, Indonesia masih mempunyai target yang lebih utama yaitu menjadi raja baterai EV dunia. Nurul menyebutkan bahwa Indonesia masih perlu memperhatikan komponen yang dibutuhkan, serta pasar kendaraan listrik dalam negeri yang masih minim.

"Kalau kita bicara kita ingin menjadi bagian penyuplai baterai dunia ini, yang perlu diperhatikan sebenarnya kemampuan kita untuk bisa mendatangkan seluruh komponen ada di Indonesia dan peluangnya terbuka atau tidak. Ketika kita bicara industri baterai ini akan masuk, tentunya faktor yang menjadi daya tarik adalah potensi populasi kendaraan listrik itu sendiri," jelasnya.

Nurul menjelaskan bahwa Indonesia tidak bisa tiba-tiba menjadi penguasa baterai EV. Dia mengatakan ada beberapa tahapan yang perlu dilalui dalam mencapai impian Indonesia menjadi raja baterai EV. Tahapan pertama menurutnya yaitu dengan membuat prekursor baterai EV.

Setelah tahapan itu dilalui, Nurul menyebutkan yang bisa dilakukan Indonesia selanjutnya adalah dengan membuat sel baterai, diikuti dengan pembuatan battery pack, sampai akhirnya pada pendaurulangan baterai EV itu sendiri.

"Ketika kita menjadi bagian global supply chain untuk baterai EV, maka kemudian saat ini target utama bisa menghasilkan sampai prekursornya. Setelah itu baru ketemu battery cell, kemudian battery pack, kemudian recycle-nya di sana," jelas Nurul.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pabrikan otomotif yang fokus bergerak di industri mobil listrik mulai berbondong-bondong datang ke Indonesia.

Hal tersebut dapat terlihat mulai dari adanya ketertarikan raksasa kendaraan listrik asal China yakni BYD, Tesla dari Amerika Serikat, hingga Hyundai dari Korea Selatan.

Perusahaan "raksasa" kendaraan listrik dunia tersebut disebutkan akan berinvestasi untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

"Ini kalau kita lihat BYD nomor 1 dunia dan kedua Tesla, Hyundai. Ini semua sudah finalisasi dengan keputusan kita ekosistem EV yang di rapat kabinet yang segera kita umumkan pemain besar ini akan masuk ke Indonesia," ungkap Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di Sentul City, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (17/1/2023).

Dia juga menyebut, produksi pertama baterai kendaraan listrik di Indonesia ditargetkan mulai berjalan pada 2025. Bahkan, pada 2027, menurutnya Indonesia diperkirakan bakal menjadi salah satu dari tiga besar produsen baterai kendaraan listrik dunia.

"Kalau berjalan semuanya baterai pertama bisa kita produksi pada 2025 dan 2027, kita jadi salah satu 3 besar dunia yang produksi baterai EV," ucapnya.

Selain itu, Luhut mengungkapkan bahwa program hilirisasi di dalam negeri juga sudah mencapai satu titik. Salah satunya ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan kerja sama dengan perusahaan baterai ternama yakni CATL.

"Kita laporkan Bapak Presiden dan semuanya kita sudah masuk dalam era tanda tangan hari kemarin Senin antara CATL dan MIND ID, maka kita sudah siap memasuki era baru bangun ekosistem dalam lithium baterai dan EV," ujarnya.

Menurut Luhut, datangnya pemain kendaraan listrik global tersebut tentunya akan membuat Indonesia sebagai tujuan investasi yang cukup bagus.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Main! Luhut Ramal RI Jadi Pemain Baterai EV Top 2 Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular