Internasional

Makin Panas! AS Beberkan Bukti Baru "Balon Mata-Mata" China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 10/02/2023 10:00 WIB
Foto: Sebuah balon terbang di langit di atas Billings, Montana, AS, 1 Februari 2023, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial. (Chase Doak via REUTERS/Chase Doak)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mengungkapkan informasi baru terkait kemampuan balon yang diklaim Paman Sam mata-mata China. Benda itu  melintasi wilayah Negeri Paman Sam pekan lalu dan ditembak rudal AS akhir pekan.

Pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan balon tersebut "mampu melakukan operasi pengumpulan sinyal intelijen". Benda itu, tegasnya, merupakan bagian dari armada yang telah terbang di "lebih dari 40 negara di lima benua."

"Kami tahu China menggunakan balon-balon ini untuk pengawasan," kata pejabat tersebut, mengutip CNN International, Jumat (10/2/2023).


"Citra beresolusi tinggi dari U-2 flybys mengungkapkan bahwa balon ketinggian tinggi mampu melakukan operasi pengumpulan sinyal intelijen," tambahnya.

Menurutnya, kecerdasan sinyal mengacu pada informasi yang dikumpulkan dengan cara elektronik. Ini seperti komunikasi dan radar.

Sementara itu, anggota parlemen diberitahu bahwa perintah untuk mengirim balon dikirim tanpa sepengetahuan Presiden China Xi Jinping. Sumber yang mengetahui pengarahan tersebut memaparkannya.

Di sisi lain, Biro Investigasi Federal (FBI) juga mulai menganalisis bagian-bagian balon yang ditemukan. Pejabat senior FBI menyebut badan investigasi dari Departemen Kehakiman AS tersebut telah memulai tahap awal, di mana pecahan dibawa ke laboratorium FBI di Quantico, Virginia untuk dianalisis.

"Sejauh ini, hanya bukti yang ada di permukaan laut yang telah dikirim ke analis FBI yang mencakup kanopi, kabel, dan sejumlah kecil barang elektronik," kata seorang pejabat.

"Para analis belum melihat muatan atau bagian terbesar dari alat tersebut," tambahnya.

Meski demikian, tulisan bahasa Inggris di bagian balon yang ditemukan, menjadi pertanyaan. Bloomberg News pertama kali melaporkan bahwa komponen balon asal China tersebut memiliki tulisan bahasa Inggris. P

ara pejabat menambahkan bahwa memahami komponen balon adalah intelijen penting dan bisa menjadi bukti penting untuk mengajukan tuntutan pidana di masa depan. Terlepas dari pengungkapan terbaru tentang kemampuan balon mata-mata, Pentagon bersikeras sejak kapal itu pertama kali diakui secara publik bahwa itu tidak memberi China kemampuan melebihi apa yang sudah mereka miliki dari satelit mata-mata atau cara lain.

"Kami tidak menilai bahwa itu menghadirkan bahaya pengumpulan yang signifikan di luar apa yang sudah ada dalam cara teknis yang dapat ditindaklanjuti dari Tiongkok," kata Jenderal Glenn VanHerck, komandan Komando Utara AS dan NORAD.

Sebelumnya, China telah membantah balon itu adalah mata-mata. Menurut mereka, alat tersebut telah tersesat ke wilayah udara AS.

"China jelas meminta AS untuk menangani ini dengan baik dengan cara yang tenang, profesional, dan terkendali," kata kementerian luar negeri China dalam sebuah pernyataan awal pekan ini.

"AS bersikeras menggunakan kekuatan, jelas bereaksi berlebihan," katanya dikutip Reuters.

Diketahui, balon memasuki wilayah udara AS di Alaska pada 28 Januari sebelum pindah ke wilayah udara Kanada pada 30 Januari. Kemudian masuk kembali ke wilayah udara AS di atas Idaho utara pada 31 Januari.

Setelah melintasi daratan AS, ia tidak kembali ke perairan terbuka. AS sendiri menembaknya dengan misi khusus yang melibatkan pesawat tempur F-22 dari Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia yang menembak pada menggunakan satu rudal supersonik AIM-9X.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beijing Ngamuk, Warga China Direkrut CIA