Macro Insight

Gawat! Ini yang 'Sabotase' Janji Jokowi Ekonomi Tumbuh 7%

Tim Riset, CNBC Indonesia
Kamis, 09/02/2023 14:15 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada acara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-8 dan Kopi Darat Nasional Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digelar di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (31/01/2023) malam. (Twitter @setkabgoid)
  • Presiden Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 7%
  • Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Jokowi hanya 4% per kuartal
  • Kenaikan harga bahan pangan dan jasa membuat daya beli tertekan sehingga ekonomi gagal melambung

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji membuat ekonomi Indonesia meroket hingga 7%. Namun, misi besar presiden gagal diwujudkan karena banyaknya hambatan, termasuk kebijakan pemerintahannya yang menekan daya beli serta suku bunga tinggi.

Pada masa kampanye 2014, Presiden Jokowi berjanji menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas 7%. Pada Agustus 2015, Jokowi kembali menegaskan jika ekonomi Indonesia akan meroket setelah kuartal II-2015 hanya tumbuh 4,97% (year on year/yoy).

Ekonomi Indonesia memang sempat melambung ke level 7,08% (yoy) pada kuartal II-2021. Namun, lonjakan pertumbuhan lebih disebabkan oleh basis perhitungan yang sangat rendah pada kuartal II-2020 yakni kontraksi sebesar 5,32% (yoy).


Seperti negara lain, ekonomi Indonesia memang luluh lantak setelah diterjang pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak Maret 2020.

Namun, dengan basis ekonomi yang sama-sama terkontraksi, banyak negara tetangga Indonesia yang justru mampu membukukan ekonomi double digit.

Vietnam mampu tumbuh 13,71% pada kuartal II-2022, Arab Saudi mencatatkan pertumbuhan double digit 12,2% pada kuartal II-2022, sementara Brasil pada kuartal II-2021 (12,4%)

Negara yang kerap dibanding-bandingkan dengan Indonesia yakni Malaysia dan India bahkan sudah membukukan pertumbuhan double digit dua kali sejak periode pandemi hingga 2022.

Malaysia mampu tumbuh double digit pada kuartal II-2021 (15,9%) dan kuartal III-2022 (14,25). India pada pada kuartal I-2021/2022 dan kuartal I-2022/2023 masing-masing sebesar 20,1% (yoy) dan 13,5% (yoy).

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pertumbuhan ekonomi pada 2015-2022 mencapai 4% per kuartal.  Pencapaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata per kuartal era awal reformasi (2000) hingga 2014 yakni 5,34%.

Sebagai catatan, meski dilantik pada Oktober 201, Jokowi baru menjalankan pemerintahan penuh sejak 2015.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: UMKM Online di Bawah 500 Juta Bebas Pajak

Pages