Investasi RI Tembus Rp 1.200 T, Uangnya Malah Parkir di Bank
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal IV - 2022 hanya tumbuh 3,3% secara tahunan, lebih rendah kuartal III - 2022 yang sebesar 5,39%, dan dari rata-rata level PMTB sebelum masa Pandemi Covid-19 yang di kisaran 6%.
Sepanjang 2022, PMTB pun tercatat hanya tumbuh 3,87%, sedikit lebih tinggi dari posisi pada 2021 yang pertumbuhannya sebesar 3,8%. Padahal, Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi pada 2022 mencapai Rp 1.207,2 triliun atau tumbuh 34% dibanding 2021.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kondisi ini disebabkan data PMTB tidak serupa dengan data yang tercatat pada keseluruhan investasi yang ada di BKPM. Sebab, dalam PMTB ini juga ada investasi yang berasal dari masyarakat umum, namun masih mengendap di bank.
"Investasi kan merupakan bagian dari PMTB. tidak seluruhnya PMTB sama dengan investasi. investasi ini banyak dilakukan juga oleh kelompok masyarakat," kata Airlangga saat konferensi pers secara virtual, Senin (6/2/2023).
"Tadi saya sampaikan bahwa tabungan masyarakat di perbankan masih tinggi. Nah ini yang diharapkan ada kepercayaan dari masyarakat untuk melakukan investasi," tuturnya.
Menurut Airlangga, belum terealisasinya investasi dari masyarakat ini menyebabkan data dana pihak ketiga di perbankan masih sangat tinggi meskipun dari sisi kredit pertumbuhannya sudah 11,35% dengan nilai Rp 6.424 triliun.
LPS mencatat DPK perbankan di Indonesia mencapai Rp 8.154 triliun atau tumbuh 9,01% yoy pada akhir 2022. "Sehingga kalau kita bisa lepas kita punya potensi capex yang didorong dari dalam negeri," ujar Airlangga.
Airlangga menekankan, investasi yang dicatat BKPM tentu bisa mendorong laju PMTB pada 2023 jika dana-dana yang mengendap di perbankan itu bisa mengalir ke sektor-sektor investasi. Oleh sebab itu, investasi langsung yang ditargetkan pada 2023 sebesar Rp 1.400 triliun kata dia bisa mendorong laju perekonomi lebih tinggi ke depan.
"Dan tahun 2023 ditargetkan 1.400 triliun. Nah ini bersama dengan investasi yang dilakukan oleh kelompok masyarakat maka tentu ini diharapkan bisa mempertahankan kontribusi daripada investasi yang besarnya sekitar 29% sampai 30% daripada distribusi daripada PDB," tegasnya.
(haa/haa)