Ekonomi RI Pada Kuartal IV-2022 Melambat, Kok Bisa?

News - Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
06 February 2023 18:32
Suasana pembeli memilih jersey timnas sepak bola peserta World Cup 2022 Qatar di salah satu kios di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (22/11/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Suasana pembeli memilih jersey timnas sepak bola peserta World Cup 2022 Qatar di salah satu kios di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (22/11/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV tahun 2022 sebesar 5,01% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan kuartal IV ini melambat jika dibandingkan dengan kuartal III di tahun yang sama yang mana tumbuh mencapai 5,72% yoy.

Jika dilihat secara kuartalan, pertumbuhan kuartal IV juga melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Dimana hanya tumbuh sebesar 0,36% (quarter to quarter/qtq) sedangkan di kuartal sebelumnya mencapai 1,83% qtq.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono perlambatan laju ekonomi pada kuartal IV tahun 2022 ini merupakan bagian dari pola pertumbuhan ekonomi tahunan, umumnya memang secara tahunan laju perekonomian turun pada kuartal IV. Hal ini menurutnya disebabkan karena berbagai faktor diantaranya faktor musiman.

"Jika melihat kuartal IV ke kuartal III, bisa dilihat bahwa ini merupakan siklus, data historisnya itu kuartal IV cenderung lebih rendah dari kuartal III. Jadi itu, seasonal sifatnya. Jadi jika melihat perkembangan secara pola ekonomi itu dari kuartal ke kuartal. Pola ini bisa terkait banyak hal, misalnya musiman atau event-event khusus seperti hari raya," jelas Margo dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).

Lebih lanjut, Direktur Neraca Produksi BPS Puji Agus Kurniawan menjelaskan faktor musiman pertama yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan pada kuartal IV 2022 adalah faktor musiman dalam sektor pertanian. Pada sektor kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan terjadi kontraksi pertumbuhan sebesar -17,40% qtq.

Hal ini disebabkan karena pada kuartal IV umumnya sektor pertanian sedang dalam musim tanam sehingga terjadi penurunan jumlah produksi hasil pangan yang cukup tajam.

"Kalau melihat pertumbuhan ekonomi, faktor seasonalnya kita harus melihat q to q. Jadi kalau kita lihat di triwulan IV ini itu rendahnya kan hanya 0,36% itu karena penurunan yang terjadi di kategori pertanian karena musim," jelasnya.

"Artinya kan yang sharenya besar kan tanaman pangan ya, ini kan baru masuk musim tanam, dia baru berproduksi di Maret atau April. Jadi kalau kita lihat triwulanan pasti di triwulan IV itu pertaniannya rendah, tapi nanti di triwulan I dan II dia mulai tinggi nah ini yang menunjukkan dia pola triwulanan, ada faktor musiman," tambahnya.

Selanjutnya, sektor lain yang laju pertumbuhannya negatif yakni sektor listrik dan gas yang terkontraksi sebesar -0,78% qtq pada kuartal IV. Menurut Puji, hal ini disebabkan oleh intensitas dan masa waktu liburan sekolah yang lebih banyak terjadi di kuartal III, sedangkan libur sekolah akhir tahun porsinya juga ada yang diberlakukan pada kuartal I 2023.

"Kalau penurunan di sektor pengadaan listrik dan gas itu alasannya karena kemarin di kuartal III, Juli, Agustus, dan September itu puncak aktivitas, ada liburan sekolah, jadinya liburan akhir tahun yang sekarang itu (kuartal IV) nggak semuanya di Desember, ada yang di awal Januari liburan nataru sehingga peningkatan yang terjadi di liburan saat kuartal 3 lebih tinggi dari pada kondisi liburan di kuartal 4," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Nasib Ekonomi RI Diumumkan Hari Ini, Resesi atau Tidak?


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading