
Top! Anggaran Pendidikan RI 2023 Tertinggi Sepanjang Masa

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pada 2023 anggaran pendidikan di tanah air mencapai titik tertinggi di sepanjang sejarah Indonesia.
Sri Mulyani menjelaskan, anggaran pendidikan di dalam APBN 2023 mencapai Rp 612,2 triliun. Angka ini tertinggi sepanjang anggaran pendidikan di Indonesia.
"Untuk pertama kali dalam sejarah kita, anggaran pendidikan kita mencapai di atas Rp 600 triliun, yakni Rp 612,2 triliun," jelas Sri Mulyani dalam acara Mandiri Investment Forum 2023,
Sri Mulyani juga kembali menengok saat dirinya pertama kali pulang ke tanah air untuk menjadi menteri keuangan usai didaulat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia, pada 2005 silam.
Dia bilang bahwa saat itu, anggaran pendidikan di Indonesia hanya mencapai Rp 500 triliun. "Sekarang total belanja pendidikan lebih besar dari Rp 600 triliun," kata Sri Mulyani lagi.
Penggunaan anggaran pendidikan pun, kata Sri Mulyani merata dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.
Bahkan, kata Sri Mulyani pemerintah juga memberikan dukungan yang lebih fleksibel dan inovatif lewat dana abadi untuk pendidikan.
"Dana abadi pendidikan kini telah mencapai lebih dari Rp 129 triliun. Uang itu untuk dapat memberikan dukungan pendidikan, penelitian, dan kebutuhan semua sektoral untuk meningkatkan kualitas indeks manusia," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menilai penting bagi suatu bangsa untuk terus mencari cara menerjemahkan komitmen anggaran pendidikan dalam bentuk kualitas pendidikan di Indonesia.
Adapun, anggaran pendidikan yang disebut Sri Mulyani tersebut juga termasuk untuk pemberian beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang mengelola dana abadi, dan telah menghasilkan hampir 18.000 lulusan dan sebanyak 35.536 beasiswa telah diberikan.
Belum optimalnya penggunaan anggaran belanja pendidikan untuk pengembangan kualitas manusia Indonesia juga tercermin dari skor Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia yang masih jauh di bawah rata-rata negara ASEAN serta negara Organisasi Kerja Sama dan Pembangun Ekonomi (OECD).
PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh OECD, untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia.
Pada 2018 lalu, sejumlah siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak di masing-masing negara untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika dan sains.
PISA mengukur apa yang diketahui siswa dan apa yang dapat dia lakukan (aplikasikan) dengan pengetahuannya.
Hasilnya untuk kemampuan membaca, skor siswa Indonesia mencapai 371 berada di bawah skor rata-rata negara OECD yakni sebesar 487. Capaian skor rendah juga didapat Indonesia untuk bidang matematika (379) dan sains (396).
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Depan UNESCO, Sri Mulyani Pamer Dana Pendidikan RI Rp 612T