Hantu Inflasi Merajalela di Jawa, Ini Sebabnya!

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
01 February 2023 17:25
Petani padi nemanen tanamannya di Kawasan Rototan, Jakarta Utara, Jumat (5/7/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Krisianto)
Foto: Petani padi nemanen tanamannya di Kawasan Rototan, Jakarta Utara, Jumat (5/7/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Krisianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 mencapai 0,34% secara bulan (month-to-month/mtm). Inflasi (mtm) ini tercatat jauh lebih rendah dibandingkan pada Desember 2022 sebesar 0,66%.

Kendati demikian, Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan kenaikan inflasi justru dirasakan oleh semua kota di Pulau Jawa.

"Sementara di Jawa semuanya mengalami inflasi dan tertingginya ada di kota Cirebon terjadi inflasi secara bulanan 1,17%," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023).

Kenaikan harga di semua kota di Pulau Jawa ini, dijelaskan Margo disebabkan oleh inflasi non inti, yakni inflasi komponen bergejolak (volatile food) dan komponen harga yang diatur oleh pemerintah (administered prices).

"Kalau dilihat faktor utama dari inflasi secara month-to-month di Pulau Jawa itu karena volatile food dan administered prices," jelasnya.

Melansir dari laman resmi Bank Indonesia, inflasi komponen bergejolak (volatile food) merupakan inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.

Sedangkan inflasi komponen harga yang diatur oleh pemerintah (administered prices): inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain sebagainya.

Diungkapkan Margo inflasi komponen bergejolak di Pulau Jawa pada Januari 2023 ini disebabkan oleh gejolak harga beberapa komoditas yang bergantung pada pola musiman.

Sedangkan kenaikan harga yang berasal dari aturan pemerintah berasal dari kenaikan tarif Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di beberapa kota di Pulau Jawa.

"Bahwa inflasi kita itu memang faktor utamanya sepanjang 2022 sampai dengan Januari 2023 itu karena harga yang diatur pemerintah dan karena volatile food beberapa komoditas yang tergantung kepada pola musimannya," terangnya.

"Untuk administered prices disumbang oleh kenaikan tarif seperti PDAM di beberapa kota," lanjutnya.

Lebih lanjut Margo mengatakan dari 90 kota di Indonesia, terdapat 80 kota yang mengalami inflasi sedangkan 10 kota mengalami deflasi. Dimana inflasi tertinggi di Kota Gunungsitoli 1,87%, sedangkan deflasi terdalam di Kota Timika sebesar 0,60%.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPS: Inflasi Oktober 2023 Capai 0,17%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular