
Potret Prancis Panas, 1,2 Juta Turun ke Jalan Tuntut Macron
Demo besar kembali mengguncang Prancis Selasa (31/1/2023) Setidaknya 1,27 juta orang turun ke jalan kemarin. Untuk memprotes reformasi sistem pensiun.

Demo besar mengguncang Prancis Selasa (31/1/2023) karena rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mereformasi sistem pensiun. Setidaknya 1,27 juta orang turun ke jalan kemarin di seluruh negeri. (Quentin Veuillet/NurPhoto via Getty Images)

Ini merupakan putaran kedua, dari sebelumnya 19 Januari. Bukan hanya Paris, massa berkumpul hampir di seluruh negeri, termasuk Marseille, Montpellier, Lyon, Nantes dan Bordeaux. Dalam catatan AFP, demo tersebut menjadi yang terbesar sejak 2021. Di mana terdapat 1,23 juta orang terlibat. (Alain Pitton/NurPhoto via Getty Images)

"Pemerintah harus mendengar penolakan besar-besaran terhadap ini dan menariknya," kata wakil serikat pekerja Force Ouvriere, Patricia Drevon, dalam konferensi pers bersama dengan para pemimpin buruh lainnya seraya menegaskan protes akan berlangsung lagi Selasa dan Sabtu depan. (Adnan Farzat/NurPhoto via Getty Images)

"Ini salah satu demonstrasi terbesar yang diselenggarakan di negara kami dalam beberapa dekade," kata ketua serikat pekerja lain, CFDT moderat, Laurent Berger. (Firas Abdullah/Anadolu Agency via Getty Images)

Sebenarnya usia pensiun di Prancis lebih lama dibanding negara Eropa kebanyakan yakni 62 tahun. Namun pemerintah Presiden Emmanuel Macron hendak menunda usia pensiun 2 tahun, menjadi 64. Ia pun ingin memperpanjang periode pembayaran pensiun. Ini guna mendapat tambahan 17,7 miliar euro (US$ 19,1 miliar) dana untuk membendung defisit yang diperkirakan terjadi tahun-tahun mendatang. (Adnan Farzat/NurPhoto via Getty Images)

Hal ini ditentang pekerja. Namun dari data OECD, Prancis memang menjadi yang tertinggi, membelanjakan uangnya untuk pensiun dibanding negara industri lain. (Firas ABDULLAH/Anadolu Agency via Getty Images)

"Kami membutuhkan orang-orang untuk bergabung dalam gerakan pemogokan agar memiliki dampak nyata. Protes setiap 10 hari tidak akan cukup untuk membuat pemerintah mundur," tambah seorang pensiunan guru, Viviane Rongione. (Photo by Alain Pitton/NurPhoto via Getty Images)

"Saya tidak ingin menunggu sampai saya berusia 64 tahun. Saya seorang guru taman kanak-kanak dan tidak mungkin mengajar sampai usia lanjut. Kami selalu harus berjongkok, dan lutut saya sudah sakit," kata Sandrine Carre, 52, di kota barat daya Bordeaux. (Pierre Crom/Getty Images)

Meski berlangsung damai, bentrokan kecil terjadi di Paris, antara aktivis anarkis dan sayap kiri dengan polisi dengan menembakan gas air mata untuk mengurai kekacauan yang makin parah selama aksi berlangsung. Aparat dilaporkan menangkap 18 orang demonstran. (GEOFFROY VAN DER HASSELT/AFP via Getty Images)

Sementara itu, dalam survey OpinionWay, 60% orang Prancis mendukung protes. Ini diyakini membuat partai Macron dan sekutunya yang tidak memiliki mayoritas suara absolut di parlemen, harus bekerja keras meloloskan UU.(JULIEN DE ROSA/AFP via Getty Images)