Internasional

8 Fakta Baru Perang Rusia-Ukraina, NATO Mulai 'Seret' Asia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
31 January 2023 21:00
Sebuah ledakan besar dilaporkan mengguncang sebuah gedung yang digunakan sebagai perlindungan oleh tentara Rusia di wilayah Soledar, Donestk, Ukraina. (REUTERS/CLODAGH KILCOYNE)
Foto: Sebuah ledakan besar dilaporkan mengguncang sebuah gedung yang digunakan sebagai perlindungan oleh tentara Rusia di wilayah Soledar, Donestk, Ukraina. (REUTERS/CLODAGH KILCOYNE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung hingga kini. Serangan dari Moskow pada 24 Februari 2023 lalu telah memasuki bulan ke-11 alias 342 hari.

Sejauh ini Ukraina berhasil memukul mundur pasukan Rusia di beberapa wilayahnya. Kyiv juga mendapatkan pasokan senjata dan bantuan dari negara-negara lain, khususnya negara anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

AS akan mengirimkan 31 tank tempur Abrams ke Ukraina. Sedangkan Jerman akan mengirimkan 14 tank Leopard II dan mengizinkan negara lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Meski demikian, sejumlah fakta baru masih muncul. Berikut update perang Rusia-Ukraina lainnya, mengutip The Guardian, Selasa (31/1/2023).


Ukraina Minta Jet 
Tempur & Kapal Selam

Ukraina masih berupaya mencari senjata baru untuk melawan Rusia. Bukan hanya tank namun jet termpur.

Meski Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin memberi sinyal tidak akan menyediakan jet tempur F-16, Penasihat Senior Presiden Ukraina Andriy Yermak, mengisyaratkan Polandia untuk memasok pesawat tempur F-16 ke negaranya. Dalam sebuah postingan Telegram, Yermak mengatakan Ukraina mengantongi "sinyal positif" dari Warsawa.

Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Melnyk, meminta Jerman untuk mengirim kapal selam ke negaranya. Namun hal ini belum dijawab Berlin.

Zelensky Minta Senjata Datang Cepat

Sementara Zelenskiy menyerukan agar senjata barat dipasok lebih cepat. Berbicara dalam pidato, presiden Ukraina mengatakan Rusia berharap untuk menghentikan perang, dan menguras kemampuan negaranya untuk melawan penjajah.

"Jadi kita harus memanfaatkan waktu sebagai senjata kita. Kita harus mempercepat acara, mempercepat pasokan dan membuka opsi persenjataan baru yang diperlukan untuk Ukraina," kata Zelenskiy.

Ukraina sendiri akan menghabiskan hampir US$550 juta untuk drone (UAV) pada tahun 2023. Sebanyak 16 kesepakatan pasokan telah ditandatangani dengan pabrikan Ukraina.


Peringatan dari Rusia ke NATO

Rusia sendiri diketahui telah memperingatkan bahwa pasokan senjata lebih lanjut dari barat ke Ukraina hanya akan menyebabkan "eskalasi yang signifikan" dari konflik tersebut. NATO bisa terlibat dalam konflik.

"Kyiv menuntut lebih banyak senjata sementara negara-negara NATO semakin terlibat langsung dalam konflik," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. 


Pertempuran di Bakhmut dan Donestk

Pasukan Rusia terus menyerang posisi di garis depan dekat kota timur Bakhmut dan Donetsk. Setidaknya pasukan Moskow telah menggempur Bakhmut di Donbas selama beberapa bulan, tetapi dalam beberapa hari terakhir tampak membuka upaya baru untuk merebut wilayah Vuhledar, 30 mil barat daya kota Donetsk.

"Situasi di Bakhmut dan Vuhledar sangat sulit, di mana kedua wilayah dan bagian lain wilayah Donetsk tengah berada di bawah serangan Rusia terus-menerus," kata Presiden Zelenskiy.

Sementara militer Ukraina dan kelompok militer swasta Wagner Rusia sama-sama mengklaim menguasai wilayah Blahodatne, wilayah timur Donetsk. Wagner, yang disebut AS sebagai organisasi kriminal transnasional, mengatakan di Telegram telah menguasai Blahodatne.

"Satuan pasukan pertahanan Ukraina memukul mundur serangan penjajah di daerah ... Blahodatne ... di wilayah Donetsk," lapor militer Ukraina, menambahkan pasukannya juga menangkis serangan di 13 pemukiman lain di wilayah Donetsk.

Larangan Ekspor Kremlin

Pemerintah Presiden Vladimir Putin pada Senin melarang eksportir minyak domestik dan badan bea cukai untuk mematuhi batas harga yang diberlakukan Barat pada minyak mentah Rusia. Tindakan itu dikeluarkan untuk membantu menegakkan keputusan 27 Desember yang melarang pasokan minyak mentah dan produk minyak mulai 1 Februari selama lima bulan, ke negara-negara yang mematuhi batas tersebut.

Defisit Energi Ukraina

Defisit energi di Ukraina makin terasa. Ini dikatakan operator energi milik negara Ukraina Ukrenergo akibat kerusakan yang disebabkan oleh serangan rudal Rusia.

"Sistem energi Ukraina telah selamat dari 13 serangan roket dan 15 serangan pesawat tak berawak dari pasukan Rusia, yang telah menyebabkan kerusakan signifikan pada fasilitas tegangan tinggi dan pembangkit listrik," tambahnya.

Zelensky Bertemu PM Denmark

Zelensky dilaporkan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Denmark, Mette Frederiksen, di wilayah selatan Ukraina Mykolaiv pada Senin. Keduanya meninjau keadaan infrastruktur energi kawasan, sarana perlindungannya dan laju pemulihan, serta membahas dampak serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia.


NATO Mulai 'Seret' Asia

NATO sepertinya mulai menyeret Asia untuk membantu lebih banyak ke Ukraina. Ini khususnya guna melawan Rusia.

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, telah mendesak negara Asia, Korea Selatan (Korsek) untuk meningkatkan dukungan militer ke Ukraina. Ia menyarankan mempertimbangkan kembali kebijakannya untuk tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik.

Stoltenberg berterima kasih kepada Korsel atas bantuannya yang tidak mematikan ke Ukraina. Tetapi mendesaknya untuk berbuat lebih banyak, menyebut ada kebutuhan mendesak akan amunisi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular