IMF Beberkan 6 Biang Kerok Masalah Global 2023, Ada China!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan tidak begitu suram dari perkiraan sebelumnya. Namun, International Monetary Fund (IMF) memperingatkan berbagai tantangan ekonomi global masih akan menghantui.
Kepala Ekonom dan Direktur Riset IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengungkapkan, sejumlah tantangan masih akan dihadapi tahun ini.
Inflasi global diperkirakan akan melandai tahun ini, namun 80% negara dunia masih akan mencatatkan inflasi di atas level sebelum pandemi, bahkan hingga tahun 2024.
IMF memperkirakan inflasi global turun 8,8% pada 2022 menjadi 6,6% pada 2023, dan 4,3% pada 2024. Namun, level ini masih berada di atas rata-rata sebelum pandemi dengan inflasi mencapai 3,5%.
"Pertarungan melawan inflasi masih belum berakhir, kebijakan moneter harus tetap kontraktif, dan beberapa negara perlu melakukan pengetatan lebih lanjut," jelas Gourinchas dalam konferensi pers World Economic Outlook 2023, Selasa (31/1/2023).
Kendati demikian, sejumlah tantangan ke depan, dikhawatirkan justru akan meningkatkan laju inflasi global.
Di negara maju, IMF memperkirakan laju inflasi rata-rata tahunan menurun menjadi 4,6% pada 2022, dari 7,3% tahun lalu. Kemudian, inflasi akan kembali turun menjadi 2,6% tahun 2024.
Sementara itu, di negara berkembang, laju inflasi akan turun dari 9,9% pada 2022, menjadi 8,1% pada 2023 dan 5,5% pada 2024.
IMF mencatat laju inflasi diproyeksi mengalami moderasi di negara berpenghasilan rendah dari 14,2% di 2022, menjadi 8,6% pada tahun ini sebelum turun mendekati level pra-pandemi pada 2024.
Dalam laporan World Economic Outlook Update January 2023, IMF mencatat setidaknya sumber masalah inflasi dunia akan datang dari berbagai laju ekonomi di berbagai negara.
(cap/cap)