IMF Beri Warning! Jangan Happy Dulu Soal China

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembukaan kembali China setelah lockdown ketat Covid-19 memberikan angin segar bagi perekonomian dunia. Namun, pemulihan tersebut masih dibayangi oleh ancaman risiko.
Hal tersebut diungkapkan oleh Penasihat Ekonomi dan Direktur Riset IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam konferensi pers World Economic Outlook, Selasa (31/1/2023).
Pierre menuturkan pemulihan ekonomi China setelah pembukaan kembali lockdown dapat mengalami 'kemacetan' akibat disrupsi ekonomi yang lebih besar dari ekspektasi.
"Akibat dari gelombang infeksi Covid-19 atau akibat peningkatan tajam dari ekspektasi slow down di sektor properti," kata Pierre, Selasa (31/1/2023).
Pada pertengahan Januari 2023, hampir 40.000 kematian mingguan Covid dilaporkan dan lebih dari setengahnya berasal dari China, di mana jumlah sebenarnya pasti jauh lebih tinggi dibandingkan data yang dikeluarkan otoritas terkait.
Sementara itu, slow down di sektor properti dipicu oleh gagal bayar Evergrande yang menerjang pasar real estate China. Kondisi beban utang perusahaan properti di China membuat negara tidak tinggal diam.
Pada Agustus 2020, Beijing meluncurkan kebijakan "tiga garis merah" yang bertujuan untuk mendinginkan pasar properti. Seperti diketahui, China mengalami gelembung property dalam satu dekade terakhir. Hal ini akan berdampak global karena utang perusahaan properti China tercatat di beberapa bank internasional dan tidak sedikit perusahaan properti yang menarik pembiayaan dari offshore.
[Gambas:Video CNBC]
Rusia Minggir! IMF Warning Ekonomi Asia karena AS-China
(haa/haa)