Internasional

Perhatian, Produksi Pabrik China Melambat & Tak Penuhi Ekspektasi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 August 2024 15:10
China's Olympic athletes wave national flags from a boat for the opening ceremony of the 2024 Summer Olympics on the Seine River in Paris, Friday, July 26, 2024. (Cao Can/Pool Photo via AP)
Foto: Bendera China (AP/Cao Can)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan produksi pabrik di China pada Juli melambat dan tidak memenuhi ekspektasi. Situasi ini membuat harapan untuk pemulihan ekonomi yang cepat bagi salah satu negara adidaya tersebut.

Hal ini terlihat dari Data Biro Statistik Nasional (NBS) pada Kamis (15/8/2024). Di mana produksi industri tumbuh hanya 5,1% dari tahun sebelumnya, melambat dari laju 5,3% pada Juni dan di bawah ekspektasi jajak pendapat analis Reuters meningkat 5,2%.

Meski begitu, indikator aktivitas bulanan NBS menunjukkan penjualan ritel yang menjadi ukuran konsumsi, naik 2,7% pada Juli. Ini meningkat dari peningkatan 2,0% pada Juni dan mengalahkan ekspektasi untuk pertumbuhan sebesar 2,6%.

Angka tersebut menjadi tanda upaya untuk meningkatkan belanja rumah tangga mulai membuahkan hasil.

Sementara itu, investasi aset tetap meningkat 3,6% dalam tujuh bulan pertama tahun 2024 secara tahunan. Walau begitu, angka ini meleset dari ekspektasi kenaikan 3,9% dan juga melambat dari pertumbuhan 3,9% pada periode Januari hingga Juni.

Namun, analis memperingatkan bahwa prospek yang lebih luas "masih sangat menantang" bagi para pembuat kebijakan di China. Ini menunjukkan bahwa akan lebih banyak langkah stimulus yang diperlukan.

"Data menunjukkan bahwa ekonomi telah mengalami awal yang lemah pada paruh kedua tahun ini, dan diperkirakan kemungkinan mengganti MLF dengan pemotongan RRR akan meningkat, tetapi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5% tetap pada kedatangan belanja fiskal," kata ekonom pasar ANZ China Xing Zhaopeng, merujuk pada fasilitas pinjaman jangka menengah dan rasio persyaratan cadangan Bank Rakyat China.

Pada Kamis ini, bank sentral China (People's Bank of China/ PBoC) menyuntikkan uang tunai melalui instrumen obligasi jangka pendek dan mengatakan akan melakukan rollover MLF akhir bulan ini. Langkah tersebut dilakukan demi memperluas dukungan likuiditas ke sistem keuangan.

Para pemimpin China bulan lalu mengisyaratkan bahwa mereka akan beralih ke buku pedoman baru dan memfokuskan upaya peningkatan pertumbuhan pada konsumen daripada menyalurkan lebih banyak dana ke infrastruktur dan manufaktur.

Sejak pemulihan pascapandemi yang gagal terwujud pada tahun 2022, seruan untuk lebih banyak langkah peningkatan pertumbuhan bagi ekonomi senilai US$19 triliun telah menghantui para pejabat China.

Meskipun pemerintah masih menargetkan pertumbuhan sekitar 5% tahun ini, para analis menilai semakin besar kemungkinan bahwa pusat produksi dunia tersebut telah memasuki kelesuan ekonomi yang berkepanjangan, mirip dengan Jepang pada tahun 1990-an.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kamehameha! Ini Jurus Baru Xi Jinping Genjot Ekonomi China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular