Mau Jadi Negara Maju 2045, RI Tak Boleh Alami Resesi Seks!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
28 January 2023 13:30
3 Negara Asia Dihantui Resesi Seks, Populasi Manusia Terancam
Foto: Infografis/ 3 Negara Asia Dihantui Resesi Seks, Populasi Manusia Terancam/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara maju pada 2045. Namun, untuk bisa menjadi negara maju, Indonesia harus memiliki generasi penerus alias tidak mengalami resesi seks.

Istilah 'resesi seks' secara spesifik mengacu pada turunnya mood pasangan melakukan hubungan seksual, menikah dan punya anak. Pada akhirnya, resesi seks bisa berimbas pada penurunan populasi suatu negara.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjelaskan, suatu negara idealnya memiliki angka Total Fertility Rate (TFR) pada angka 2.

"Kalau angka fertility rate kurang dari 2, penduduk itu akan cenderung minus growth, cenderung berkurang," jelas Hasto kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/1/2023).

Hasto mengungkapkan, negara akan sustain atau bertahan, jika angka kelahiran pada perempuan melahirkan satu anak perempuan.

"Karena kalau anaknya dua, itu hampir bisa dipastikan satu perempuan melahirkan satu anak perempuan juga. Tapi kalau anaknya cuma satu, belum tentu melahirkan anak perempuan," tuturnya.

"Padahal negara akan sustain jumlah penduduknya, kalau satu perempuan digantikan oleh satu perempuan," kata Hasto lagi.

Indonesia sendiri saat ini angka fertility rate-nya telah mencapai 2,1. Masih banyak ketimpangan di banyak daerah, yang angka fertility rate-nya bahkan menyentuh angka 3.

Hasto memberikan contoh, misalnya saja di Papua yang angka fertility rate mendekati 3. Kemudian di Nusa Tenggara Timur angka fertility rate yakni pada rentang 2,7 hingga 2,8.

Sementara di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, angka fertility rate masing-masing 2,5 dan 2,6.

"Masih banyak (daerah) yang hamil secara terus menerus. Secara nasional (angka fertility rate) belum merata. Tapi rata-rata secara nasional sudah 2,1," ujar Hasto.

"Jadi, kalau Indonesia bercita-cita untuk 2045 menjadi Negara Maju, itu tidak boleh generasi mudanya habis, tidak boleh," kata Hasto lagi.

Hasto memberikan contoh seperti di China yang dalam skala ekonomi Negeri Tirai Bambu ini menempati urutan terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Namun jika ditelusuri, China bisa menempati sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, bukan hanya karena kemampuan ruang fiskal atau perdagangannya. "Tapi juga jumlah sumber daya manusia yang melimpah. Itu penting," ujarnya.

Kendati demikian, kata Hasto sumber daya yang melimpah itu juga harus berkualitas. Sehingga jika memproyeksikan jumlah penduduknya tetap besar, maka usia produktifnya harus banyak yang bekerja.

"Apalagi adanya stunting dan tidak cerdas. Biasanya juga cuma jadi kuli dan pembantu, itu jadi berat. [...] Nanti dampaknya kepada pertumbuhan ekonomi yang rendah," jelas Hasto.

Oleh karena itu, kata Hasto, menjaga pertumbuhan penduduk seimbang menjadi penting. BKKBN pun bertugas menjaga pertumbuhan penduduk di Indonesia agar seimbang.

Selain menjaga jumlah penduduk, juga menjaga kualitas. Sehingga yang dilakukan BKKBN saat ini adalah mengkoordinir untuk percepatan penurunan stunting dari pusat ke daerah, sampai ke desa.

"Kualitas keluarganya, salah satu anaknya tidak boleh ada yang stunting."

BKKBN juga menjaga jangan sampai terlalu banyak unworth pregnancy atau kehamilan yang tidak dikehendaki. "Karena kalau terlalu banyak kehamilan yang tidak dikehendaki, banyak anak terlantar yang kualitasnya juga tidak bagus," tuturnya lagi.

Serta masih banyak tugas-tugas BKKBN lainnya, agar Indonesia terhindar dari ancaman resesi seks, sehingga cita-cita untuk mewujudkan menjadi Negara Maju di usia emas atau 100 tahun pada 2045 dapat tercapai.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Happy! 4,8 Juta Wanita RI Hamil, Tak Ada Resesi Seks

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular