Internasional
Resesi Seks Bikin Pening Korsel, Dana Pensiun Negara Habis

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana pensiun nasional Korea Selatan (Korsel) diprediksi akan habis pada tahun 2055 mendatang, lebih awal dari yang diperkirakan. Dana pensiun berkurang lebih cepat akibat penyusutan populasi di tengah rendahnya pertumbuhan ekonomi.
Hal ini terlihat dari sebuah laporan yang dibuat setiap lima tahun oleh panel pemerintah yang bertugas untuk memperkirakan dana pensiun. Mereka menyebut Layanan Pensiun Nasional (NPS) akan melihat dananya habis dua tahun lebih awal dari perkiraan terakhir pada 2018.
NPS memiliki dana 915 triliun won (Rp11.120 triliun) pada akhir Oktober 2022, terbesar ketiga di dunia. Ini setara dengan 42% dari perkiraan produk domestik bruto tahunan tahun itu, menurut data resmi yang dikutip CNA.
Dana tersebut akan tumbuh setidaknya hingga tahun 2040 karena sistem pensiun yang relatif muda, yang diluncurkan pada tahun 1988, masih memiliki lebih banyak kontribusi daripada pembayaran. Setelah itu, dana tersebut akan menyusut, menurut laporan panel.
Presiden Yoon Suk-yeol, yang menjabat sejak Mei 2022, telah menjanjikan reformasi besar-besaran sistem pensiun nasional dengan tujuan membuatnya lebih berkelanjutan. Temuan panel akan menjadi dasar rencana reformasi.
Populasi Korsel telah mulai menyusut sejak mencapai puncaknya pada tahun 2020 sebesar 51,84 juta jiwa. Laju penurunan kemungkinan akan semakin cepat karena angka kelahiran yang rendah, menurut data resmi.
Jumlah bayi yang lahir di Negeri Ginseng juga mencapai rekor terendah pada November 2022 lalu. Data Statistics Korea yang dikutip Yonhap pada Kamis (26/1/2023) mencatat sebanyak 18.982 bayi lahir di November, turun 4,3% dari tahun sebelumnya. Jumlah ini menandai angka terendah sejak tahun 1981.
Selama periode Januari-November 2022, sebanyak 231.863 bayi lahir. Ini turun 4,7% dari tahun sebelumnya.
Tingkat kesuburan totalnya, jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita seumur hidupnya, hanya mencapai 0,79 pada kuartal ketiga. Pada tahun 2021, nilainya berada di 0,81, menandai tahun keempat berturut-turut berada di bawah satu.
Angka tersebut jauh lebih rendah dari tingkat penggantian 2,1 yang akan membuat populasi Korsel stabil di 51,5 juta.
Korsel dirundung oleh penurunan kelahiran yang kronis akibat banyak anak muda yang menunda atau menyerah untuk memiliki bayi. Keputusan mereka sendiri dipicu persoalan ekonomi dan harga rumah yang tinggi.
[Gambas:Video CNBC]
Heboh Muncul Penyakit 'Amoeba Pemakan Otak', 1 Meninggal
(sef/sef)