CNBC Indonesia Research

Rasio Pajak RI Bisa Anjlok, Kalah Dari Malaysia & Vanuatu!

Maesaroh, CNBC Indonesia
27 January 2023 15:15
Gedung Kementerian Keuangan Dirjen Pajak. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Gedung Kementerian Keuangan Dirjen Pajak. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Prianto menjelaskan pemerintah sebetulnya tengah berupaya menaikkan tax ratio, terutama dari wajib pajak orang pribadi.

Diberlakukannya Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) diharapkan juga bisa membantu memperluas basis wajib pajak.

"Fokus 2023 sepertinya di PPh (pajak penghasilan) orang pribadi terutama PPh 21 karyawan. Pengawasannya lebih enak. Kan lebih enak mengawasi satu pemberi kerja dripada misalnya 10 orang kaya," ujarnya.

Berdasarkan hitungan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), tax ratio Indonesia pada 2021 ada di angka 10,1%. Nilai tersebut menjadi salah satu yang terendah dii antara negara Asia Pasifik.

Tax ratio Indonesia sudah kalah jauh dengan tetangga ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Juga, dengan negara Asia Pasifik yang terbilang kecil seperti Vanuatudan Maladewa.

Dalam catatan OECD, negara ASEAN dengan tax ratio tertinggi pada 2021 adalah Vietnam yakni 22,7% disusul kemudian Filipina (17,8%), Thailand (16,5%), Singapura (12,8%), dan Malaysia (11,4%).

Sementara itu, negara pasifik seperti Vanuatu memiliki tax ratio sebesar 14,2%, Samoa sebesar 25%, dan Maladewa sebesar 19,1%,

Negara Asia dengan tax ratio tertinggi adalah Jepang yakni 31,4%.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal mengatakan tax ratio tidak menjadi target khusus pemerintah. Namun, meningkatkan penerimaan pajak adalah tanggung jawab utama pemerintah.

"Tahun 2023 menjadi tantangan berat (untuk penerimaan pajak) karena pajak harus terus tumbuh untuk maintain tax ratio ke level sebelumnya," tutur Yon, kepada CNBC Indonesia.

Pendapatan pajak pada 2021 dan 2022 melewati target pemerintah. Namun, target pajak 2021 lebih rendah dibandingkan pra-pandemi. Pencapaian pada 2022 juga sangat terbantu oleh lonjakan harga komoditas yang sulit terulang lagi pada tahun ini.

"Tantangan 2023 ada perlambatan ekonomi, moderasi harga komoditas, ada basis perpajakan yang masih dioptimalkan, tingkat kepatuhan yang harus terus didorong, dan perubahan aktivitas ekonomi pasca pandemic," imbuh Yon.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular