Internasional
Ngeri Krisis Energi, Impor Negara Ini Cetak Rekor Tertinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor gas dan batu bara Korea Selatan (Korsel) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 2022. Hal ini dipicu melonjaknya harga energi global.
Data Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi pada Kamis (26/1/2023) menyebut nilai impor gas mencapai US$ 56,7 miliar (Rp 847 triliun) tahun lalu, tertinggi sejak 1956. Rekor impor gas tertinggi sebelumnya tercatat pada tahun 2014, yakni sebesar US$ 36,6 miliar (Rp 546 triliun).
Nilai impor batu bara juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 28,1 miliar (Rp 419 triliun), melampaui rekor sebelumnya sebesar US$ 18,3 miliar (Rp 273 triliun) pada 2011.
Sementara itu, impor minyak mencapai US$ 105,8 miliar (Rp 1.581 triliun) tahun lalu, hanya sedikit dari rekor US$ 108,3 miliar (Rp 1.618 triliun) yang ditetapkan pada 2012.
Jika digabungkan, impor energi negara itu melonjak lebih dari 40% dalam setahun ke rekor tertinggi US$ 190,8 miliar (Rp 2,851 triliun). Korsel sendiri bergantung pada impor untuk sebagian besar kebutuhan energinya.
"Lonjakan itu disebabkan oleh tingginya harga energi global akibat perang yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina dan gangguan pasokan, serta meningkatnya impor energi untuk musim dingin," kata seorang pejabat kementerian, dikutip dari Yonhap.
Australia adalah pemasok gas nomor satu Korsel dengan US$ 15,3 miliar tahun lalu, mengambil 27% dari total impor gas negara itu, diikuti oleh Amerika Serikat (AS) dengan US$ 11,9 miliar, Qatar dengan US$ 8,5 miliar, dan Malaysia dengan US$ 5,5 miliar.
Australia juga merupakan pemasok batu bara utama Korsel dengan US$ 12,4 miliar, atau 44,2% dari total impor batu bara Seoul, diikuti oleh Rusia dengan US$5,7 miliar, Indonesia dengan US$ 3,5 miliar, dan Kanada dengan US$ 2,6 miliar.
Impor energi yang melonjak menyebabkan negara itu menderita defisit perdagangan sebesar US$47,2 miliar tahun lalu.
Ini adalah pertama kalinya sejak 2008 Negeri Ginseng mengalami defisit perdagangan, dan defisit tersebut lebih dari dua kali lipat dari rekor defisit sebelumnya sebesar US$ 20,62 miliar yang tercatat pada 1996.
Tahun lalu, pemerintah mendongkrak tarif gas untuk rumah tangga lebih dari 40% dalam setahun, atau 5,47 won per megajoule, dan tarif listrik sebesar 19,3 won per kilowatt jam (kWh).
Pemerintah membekukan tarif gas untuk kuartal pertama tahun ini tetapi berencana menaikkannya pada kuartal kedua. Ini menaikkan tarif listrik 13,1 won per kWh untuk kuartal pertama.
[Gambas:Video CNBC]
154 Tewas Termasuk Artis, Bagaimana Tragedi Itaewon Terjadi?
(luc/luc)