CNBC Indonesia Research

Bye Jawa! Investasi Ratusan Triliun Menyebar ke Pulau Lain

Maesaroh, CNBC Indonesia
26 January 2023 12:00
foto/ Indonesia Morowali Industrial Park/ Dok. Indonesia Morowali Industrial Park
Foto: foto/ Indonesia Morowali Industrial Park/ Dok. Indonesia Morowali Industrial Park

Jakarta, CNBC Indonesia - Wilayah luar Jawa seperti Sulawesi Tengah dan Maluku Utara kini menjadi incaran investor asing. Tren ini sejalan dengan upaya hilirisasi serta upaya pemerintah melakukan pemerataan pembangunan.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan Sulawesi tengah menempati urutan pertama dalam tujuan investasi bagi penanam modal asing. Sulawesi Tengah menggeser Jawa Barat yang selama bertahun-tahun menjadi tujuan utama investor asing.

Pada 2022, Sulawesi Tengah mampu menarik investasi asing senilai US$ 7,5 miliar. Pada 2021, Sulawesi Tengah hanya menempati urutan ke empat dengan nilai US$ 2,7 miliar.

Jawa Barat melorot ke peringkat kedua dengan nilai Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 6,5 miliar.

Posisi tiga ditempati Maluku Utara yang mampu menarik investasi asing senilai US$ 4,5 miliar. Maluku Utara sudah menempati urutan tersebut selama tiga tahun terakhir.

Tidak hanya bagi pemodal asing, provinsi Luar Jawa juga makin banyak yang masuk lima besar sebagai tujuan investasi bagi pengusaha lokal.

Bila pada 2017 tidak ada satupun provinsi luar Jawa yang masuk ke dalam lima besar tujuan bagi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maka pada 2022 ada dua provinsi yang masuk lima besar yakni Riau dan Kalimantan Timur.

Lokasi PMAFoto: BKPM
Lokasi PMA

 

Jakarta masih menempati urutan pertama sebagai tujuan favorit investor PMDN dengan nilai Rp 89,2 triliun. Riau menempati urutan ke empat setelah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Nilai investasi PMDN di Riau pada 2022 mencapai Rp 43,1 triliun disusul kemudian dengan Kalimantan Timur senilai Rp 39,6 triliun.

Secara keseluruhan, Jawa Barat masih menjadi tujuan favorit investasi bagi PMDN dan PMA dengan nilai Rp 174,6 triliun. Jakarta menempati urutan kedua dengan nilai investasi Rp 143 triliun disusul dengan Sulawesi Tengah (Rp 111,2 triliun), Jawa Timur (110,3 triliun), dan Riau (Rp 82,5 triliun).

Ekonom Center of Reform on Economics (Core)yang juga dosen Perbanas Piter Abdullah mengatakan tren investasi akan mengarah ke luar Jawa. Hal ini sejalan dengan fokus pembangunan pemerintah yakni hilirisasi serta infrastruktur.

"Saya kira memang tren nya memang ke arah Luar Jawa. Sudah waktunya kita bangun pusat pertumbuhan baru di luar Jawa. Sumber Daya Alam (SDA) nya ada di sana. Kebijakan hilirisasi yang mana fokusnya ke sektor pertambangan juga banyak di luar Jawa," tutur Piter, kepada CNBC Indonesia.

Selain hilirisasi, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan juga akan terus mendorong investasi ke luar Jawa.

"Dari dulu fokus pembangunan kita ada di Jawa padahal SDA banyak yang di luar Jawa, mulai dari migas sampai nikel," imuhnya.



Presiden Joko Widodo berkali-kali memang menegaskan sikapnya untuk meningkatkan hilirisasi industri.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bahkan sudah melarang ekspor sejumlah komoditas demi mendorong hilirisasi, mulai dari nikel hingga bauksit.

Dalam catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tengah, kontribusi terbesar investasi di Sulawesi Tengah adalah industri logam dasar, Barang logam, bukan mesin dan peralatannya.

Di antara investor kakap yang bergerak di sektor tersebut adalah PT Dexin Steel Indonesia, PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome Alloy, dan PT Lestari Smelter Indonesia.

Salah satu pusat investasi di Sulawesi Tengah adalah Kabupaten Morowali dengan hilirisasi nikelnya.  Investasi di Sulawesi Tengah diperkirakan masih akan besar ke depan karena banyaknya stock investasi.

Salah satunya dari PT. Huayue Nickel Cobalt dan PT. QMB Energy Materials.

PT Bakrie & Brothers juga sudah meneken kerja sama dengan  perusahaan China Envision dann membentuk konsorsium Indo-pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC).
Mereka mengincar tambang nikel di Sulawesi Tengah.

Lokasi PMDNFoto: BKPM
Lokasi PMDN

 

Maluku Utara juga sangat diuntungkan dengan program hilirisasi pemerintah. Provinsi tersebut menerima kucuran investasi dari perusahaan raksasa dunia yang mengincar hilirisasi nikel.
Di antaranya adalah ERAMET melalui
PT Weda Bay Nikel (WBN) dari Prancis dan Huafei Nickel Cobalt dari China.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menjelaskan wilayah luar Jawa akan semakin menarik ke depan. Tingginya kucuran modal ke wilayah tersebut diperkirakan akan bertahan lama.

"Fokus pemerintah ke depan adalah hilirisasi industri maka trend nya memang akan mulai semakin bergeser ke luar Jawa. Pembangunan ibu kota baru di luar Jawa juga menjadi salah satu penyebabnya. Menurut saya ke depan kondisi ini akan sustain," ujar Faisal, kepada CNBC Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kepala BKPM Beberkan 5 Sektor Paling Diminati Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular