
Bye Jawa! Investasi Ratusan Triliun Menyebar ke Pulau Lain

Presiden Joko Widodo berkali-kali memang menegaskan sikapnya untuk meningkatkan hilirisasi industri.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bahkan sudah melarang ekspor sejumlah komoditas demi mendorong hilirisasi, mulai dari nikel hingga bauksit.
Dalam catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tengah, kontribusi terbesar investasi di Sulawesi Tengah adalah industri logam dasar, Barang logam, bukan mesin dan peralatannya.
Di antara investor kakap yang bergerak di sektor tersebut adalah PT Dexin Steel Indonesia, PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome Alloy, dan PT Lestari Smelter Indonesia.
Salah satu pusat investasi di Sulawesi Tengah adalah Kabupaten Morowali dengan hilirisasi nikelnya. Investasi di Sulawesi Tengah diperkirakan masih akan besar ke depan karena banyaknya stock investasi.
Salah satunya dari PT. Huayue Nickel Cobalt dan PT. QMB Energy Materials.
PT Bakrie & Brothers juga sudah meneken kerja sama dengan perusahaan China Envision dann membentuk konsorsium Indo-pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC).
Mereka mengincar tambang nikel di Sulawesi Tengah.
![]() Lokasi PMDN |
Maluku Utara juga sangat diuntungkan dengan program hilirisasi pemerintah. Provinsi tersebut menerima kucuran investasi dari perusahaan raksasa dunia yang mengincar hilirisasi nikel.
Di antaranya adalah ERAMET melalui PT Weda Bay Nikel (WBN) dari Prancis dan Huafei Nickel Cobalt dari China.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menjelaskan wilayah luar Jawa akan semakin menarik ke depan. Tingginya kucuran modal ke wilayah tersebut diperkirakan akan bertahan lama.
"Fokus pemerintah ke depan adalah hilirisasi industri maka trend nya memang akan mulai semakin bergeser ke luar Jawa. Pembangunan ibu kota baru di luar Jawa juga menjadi salah satu penyebabnya. Menurut saya ke depan kondisi ini akan sustain," ujar Faisal, kepada CNBC Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]