
Asa Menteri Jokowi Cari Rp1.400 T di Tahun Penuh Keributan

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat diminta untuk bersikap arif dan bijak dalam mendukung calon Presiden Indonesia (periode 2024-2029) di tengah tahun politik saat ini. Mengingat tahun 2023 adalah tahun yang tidak mudah. Sementara pemerintah menargetkan bisa mengantongi investasi hingga Rp 1.400 triliun pada tahun ini.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di sela-sela pertemuannya di Davos, Swiss yang disiarkan dalam channel Youtube BKPM, Selasa (17/1/2022).
Bahlil menjelaskan, bahwa tahun 2023 merupakan tahun yang tidak mudah. Gejolak dari ekonomi global masih akan mewarnai perekonomian di seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Apalagi Indonesia akan memasuki tahun politik, di mana akan terjadi pemilihan umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden RI untuk periode 2024-2029.
Sementara, pemerintah menargetkan akan mengejar target investasi sebesar Rp 1.400 triliun pada 2023. Target tersebut meningkat hampir 17% dari target tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun.
Oleh karena itu, stabilitas politik harus terus terjaga. Karena menjelang Pemilu pada 2024, tensi serangan politik akan mulai terasa mulai tahun ini.
"Tiap tahun politik, (investor) wait and see. Kalau wait and see ini tidak mampu kita kelola, akan berdampak tidak terlalu baik terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi," jelas Bahlil.
"Karena sekarang salah satu masalah adalah penciptaan lapangan pekerjaan dan lapangan pekerjaan hanya bisa dilakukan lewat investasi," kata Bahlil lagi.
Stabilitas di dalam negeri, menurut Bahlil adalah kunci agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi di tahun ini.
Saat ini, pemerintah pun terus melakukan upaya demi investor percaya dan mau berinvestasi ke Indonesia. Namun, upaya tersebut bisa kandas begitu saja, jika stabilitas di dalam negeri tak ikut dijaga.
"Bagaimana kami merayu, bagaimana kami mempromosikan, maintain investor meyakinkan mereka masuk. Tapi kalau stabilitas dalam negeri tidak dijaga dengan baik, itu jadi persoalan besar," jelas Bahlil.
Oleh karena itu, Bahlil meminta agar seluruh masyarakat bisa dengan arif dan bijaksana dalam meredam emosi, demi menjaga stabilitas ekonomi dan politik di tanah air.
Bahlil menghimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi 'gontok-gontokan' soal pilihan politik seperti yang sudah terjadi pada 2019 silam, ketika ada kubu kampret versus cebong.
"Mohon doa dukungan dari rakyat untuk kita bisa menjaga stabilitas negara kita dengan baik agar momentum kepercayaan publik, kepercayaan global kepada negara kita ini tidak hanya berjalan begitu saja tanpa mempunyai efek positif apa-apa," kata Bahlil memohon.
"Kalau kita berkelahi lagi, kampret sama cebong lagi, ya sudah kita kembali ke zaman Adam dan Hawa lagi," kata Bahlil pasrah.
Untuk diketahui, istilah cebong/kecebong dan kampret ramai diperbincangkan oleh publik saat pemilihan umum calon presiden dan wakil presiden 2019-2024.
Istilah cebong atau kecebong kerap dihentikan kepada pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sementara, istilah kampret merujuk kepada pendukung lawan Jokowi, Prabowo Subianto yang saat itu mencalonkan diri sebagai calon presiden. Adapun, saat ini Prabowo telah menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahlil Beberkan Bahaya Fenomena Cebong-Kampret Bagi NKRI
