Kesuksesan Hilirisasi Nikel RI Dinodai Tragedi Berujung Maut

Verda Nano Setiawan & Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
16 January 2023 19:14
Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Smelter Nikel PT. GNI, Kab. Konawe, 27 Desember 2021
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Insiden ini terjadi pada smelter nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Kejadian pertama, sebuah tungku di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih nikel menjadi Nickel Pig Iron (NPI) PT GNI di Morowali Utara meledak dan terbakar pada pukul 03.00 dini hari Kamis (22/12/2022).

Akibat kejadian itu, dua karyawati operator alat berat di smelter tersebut dikabarkan menjadi korban meninggal dunia.

Belum sebulan sejak tragedi tersebut, tragedi serupa kembali terjadi. Pada Sabtu malam (14/01/2023), terjadi bentrokan antara pekerja berstatus Warga Negara Asing (WNA) dan pekerja lokal di area smelter.

Dari kejadian bentrokan ini juga dikabarkan memakan korban jiwa, setidaknya dua orang dikabarkan meninggal dunia. Dari kedua korban meninggal tersebut, satu merupakan WNI dan satu WNA.

"Ralat untuk korban meninggal hanya dua orang, satu orang TKA dan satu orang pekerja lokal," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto mengutip CNN Indonesia, Senin (16/1/2023).

Kejadian ini pun akhirnya menjadi buah pembicaraan publik, bahkan sempat menjadi trending di lini Twitter pada Senin pagi (16/01/2023).

Banyaknya sorotan publik terhadap kejadian ini akhirnya membuat Direksi PT GNI buka suara. Melalui pernyataan resmi perusahaan, Direksi PT GNI menyampaikan sangat prihatin atas peristiwa demonstrasi yang berakhir ricuh. Pasalnya, hal tersebut tidak hanya berdampak bagi perusahaan melainkan juga juga masyarakat sekitar.

"Perusahaan bersama-sama dengan aparat penegak hukum langsung melakukan investigasi yang mendalam dan mengusut tuntas seluruh kejadian yang menimbulkan kerugian bagi semua pihak baik kerugian materiel, imateriel, hingga jatuhnya korban jiwa," ujar Direksi PT GNI, dikutip Senin (16/1/2023).

Selama investigasi berlangsung, perusahaan meminta seluruh pihak dapat menahan diri dan berpikir jernih dalam mengolah informasi yang beredar. "Khususnya mengenai pemberitaan yang simpang siur, yang berpotensi menimbulkan persepsi yang keliru atas peristiwa yang terjadi," ujar Direksi.

Perusahaan pun mengajak semua pihak untuk menjaga keberlangsungan investasi GNI. Mengingat GNI telah memberikan manfaat bukan hanya untuk kepentingan perusahaan, namun juga untuk masyarakat sekitar dan negara.

"Oleh karena itu, perusahaan berharap agar ke depannya hal-hal seperti ini tidak terulang lagi, sehingga perusahaan dapat terus memberikan manfaat bagi semua pihak," katanya.

Perlu diketahui, PT GNI ini berdiri sejak 2019. Ini merupakan perusahaan pengolah bijih nikel menjadi Nickel Pig Iron (NPI). Adapun kapasitas produksi NPI mencapai 1,9 juta ton per tahun.

Operasional smelter nikel PT GNI ini sempat diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Desember 2021. Adapun teknologi yang digunakan yakni Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan mengembangkan 25 jalur produksi.

Lantas, siapakah pemiliknya?

Setelah ditelusuri CNBC Indonesia, ternyata PT GNI ini dimiliki oleh perusahaan baja China, yakni Jiangsu Delong Nickel Industry Co. Ltd.

Investor asal China Jiangsu Delong Nickel Industry ini ternyata perusahaan stainless steel dan terbentuk sejak Agustus 2010 lalu di Kawasan Ekonomi Industri Xiangshui, Kota Yancheng, Provinsi Jiangsu, China.

Jiangsu Delong Nickel ini tercatat memiliki 9.300 karyawan, termasuk 2.470 pekerja di smelter Indonesia. Selain itu, perusahaan juga mempekerjakan 500 insinyur dan teknisi.

Perusahaan mencatatkan penjualan sebesar 95 miliar yuan pada 2020 dan mencetak laba sekitar 3 miliar yuan. Pada 2020, perusahaan ini dinobatkan sebagai perusahaan dengan peringkat ke-231 dari 500 perusahaan swasta terbaik di China pada 2020.

(wia)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular