Internasional

Jepang Protes Keras China, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 January 2023 22:00
Ilustrasi bendera Jepang dan China. (AP/Mark Schiefelbein)
Foto: Ilustrasi bendera Jepang dan China. (AP/Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang telah mengajukan protes kepada China atas keputusannya untuk menangguhkan penerbitan visa bagi warga negaranya. Kebijakan baru ini dilakukan Beijing sebagai pembalasan atas persyaratan pengujian Covid bagi pelancong dari negaranya.

Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menyebut tindakan tersebut sebagai balas dendam. Padahal apa yang dilakukan Jepang atas dasar kesehatan masyarakat dan meminta China membatalkan keputusan tersebut.

"Sangat disesalkan bahwa China secara sepihak mengambil tindakan penangguhan visa karena alasan selain langkah-langkah untuk virus corona," katanya mengutip The Guardian Kamis (12/1/2023).

Berbicara di Argentina, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi juga mengutuk keputusan China. Ia mengatakan Tokyo telah memprotes melalui saluran diplomatik.

"Kami akan memeriksa kondisi Covid-19 di China dan bagaimana negara tersebut mengungkapkan informasi, dan bertindak sesuai dengan itu," katanya.

Sebagai informasi, pemerintah China menangguhkan pemrosesan visa Jepang per Selasa (10/1/2023). Ini dilakukan setelah Beijing mengumumkan penangguhan visa jangka pendek untuk warga negara Korea Selatan (Korsel) di hari yang sama.

Jepang dan Korsel adalah di antara sejumlah negara, termasuk AS, Australia, Kanada, Maroko, dan sejumlah negara Eropa yang telah mengumumkan pembatasan atau tindakan masuk baru bagi pelancong dari China sehubungan dengan wabah massal Covid-19 di negara tersebut.

Negara-negara tersebut mengumumkan semua pelancong dari China harus menyertakan hasil tes negatif. Korsel bahkan berhenti mengeluarkan beberapa visa jangka pendek untuk pengunjung dari China. Beijing sendiri masih mensyaratkan hasil tes negatif untuk semua wisatawan yang masuk.

Penangguhan China diumumkan dalam pernyataan online singkat oleh kedutaan besarnya di masing-masing negara. Pemberitahuan di Korsel mengatakan akan berlanjut sampai Seoul mencabut "langkah-langkah masuk yang diskriminatif" terhadap pelancong China.

Pejabat China sendiri telah mempertahankan perubahan kebijakan dan tanggapan saat ini berhasil dan berdasarkan ilmu pengetahuan. Pada jumpa pers reguler pada Selasa, juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin, menuduh beberapa negara mengambil tindakan "diskriminatif" dan "mengabaikan sains, fakta, dan situasi epidemi aktual mereka".

"China dengan tegas menolak ini dan akan mengambil tindakan timbal balik... Tanggapan Covid tidak boleh digunakan sebagai dalih untuk manipulasi politik. Itu tidak boleh diskriminatif dan tidak boleh memengaruhi perjalanan lintas batas yang normal dan pertukaran serta kerja sama orang-ke-orang," pungkasnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Tiba-Tiba Warning Keras Jepang soal NATO, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular