
Anak Buah Jokowi Nggak Main-main, Pecut Bulog Timbun Beras

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pengadaan pengadaan stok beras oleh Perum Bulog untuk tahun 2023 bakal dipatok 2,4 juta ton. Angka ini melonjak 2 kali lipat dibandingkan penugasan tahun 2022 yang sebesar 1,2 juta ton.
"Khusus untuk Bulog, tahun 2023, kami sudah siapkan penugasannya, tentunya koordinasi dengan teman-teman di Bulog, dengan direksi. Tahun 2023 ini kita targetkan penyerapannya 2,4 juta ton," kata Arief kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (12/1/2023).
"Jadi, bukan 1,5 atau 1,2 juta ton lagi, tapi 2,4 juta ton," tambah Arief.
Sementara itu, dia menjelaskan, untuk kebutuhan operasi pasar sepanjang tahun ini, disediakan sekitar 1,2 juta ton.
"Sehingga nanti di akhir tahun harusnya kita akan punya balance antara 1,2-1,5 juta ton Tidak seperti hari ini, stoknya hanya 300 ribu ton," kata Arief.
Seperti diketahui, Bulog diperintahkan melakukan stabilisasi pasokan dan harga beras di tingkat konsumen. Melalui penugasan menggunakan cadangan beras pemerintah (CBP) mulai 4 Januari sampai 31 Desember 2023.
Untuk itu, Kepala Bapanas menerbitkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional tentang Petunjuk Pelaksanaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras di Tingkat Konsumen Tahun 2023.
Menurut Arief, keputusan tersebut sebagai petunjuk pelaksana turunan dan tindak lanjut dari Peraturan Presiden No 125/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No 12/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah, serta Perbadan No 15/2022 tentang Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras, Jagung, dan Kedelai di Tingkat Konsumen.
"Pelaksanaan stabilisasi pasokan dan harga pangan beras akan dilakukan di seluruh Indonesia melalui Bulog dengan target penyaluran minimal 1,2 juta ton atau disesuaikan dengan kondisi pasar," ujarnya.
Di sisi lain, Arief berharap, Bulog bisa melakukan pengadaan untuk cadangan beras pemerintah (CBP) secara maksimal di tahu ini. Dia mengakui, dibutuhkan pengawasan dan kontrol agar penyerapan terlaksana dengan hasil signifikan.
"Penyerapan di bulan Maret tahun 2023 ini akan menjadi signifikan," katanya.
"Seperti kita ketahui bersama, periode penyerapan yang baik adalah saat panen raya bulan Maret-April, kalau ada geser sedikit mungkin bulan Mei. Karena biasanya setelah panen raya, teman-teman penggilingan padi masih akan mengisi lumbungnya sendiri dulu. Setelah itu baru ada kesempatan kita menyerap," jelas Arief.
Di saat bersamaan, kata dia, saat ini tengah dipersiapkan penetapan harga baru untuk pembelian pemerintah (HPP).
"Untuk beras dan bawang putih, ini akan kita selesaikan di bulan Januari ini. Untuk produk lainnya sudah selesai di tahun 2022 lalu," pungkas Arief.
Harga Beras Masih Naik
Sementara itu, harga beras terpantau masih melanjutkan kenaikan. Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras rata-rata nasional untuk medium dan premium, naik masing-masing Rp80 dan Rp140 per kg di tingkat pedagang eceran.
Tercatat, harga beras premium pada Rabu (11/1/2023) naik jadi Rp13.210 per kg dan beras medium jadi Rp11.690 per kg. Ini adalah harga rekor baru untuk beras.
Data dikutip Kamis (12/1/20223) pukul 7.55 WIB.
Harga tertinggi beras premium dilaporkan terjadi di Sumatra Barat dengan Rp15.370 per kg dan terendah di Sulawesi Tenggara, yaitu Rp10.500 per kg.
Sedangkan harga tertinggi beras medium juga terjadi di Sumatra Barat dengan Rp11.730 per kg dan terendah di Sulawesi Tenggara dengan Rp9.500 per kg.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bulog Ungkap Pemerintah Punya Stok Beras 1 Juta Ton Lebih