Duh! Sri Mulyani Bilang Ada 3 Pasien IMF di Asia, RI Gimana?

News - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
11 January 2023 06:55
Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum - Leadership Sharing: Menyambut Tahun Baru dengan Lebih Optimis. (Tangkapan layar Youtube IBI) Foto: Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum - Leadership Sharing: Menyambut Tahun Baru dengan Lebih Optimis. (Tangkapan layar Youtube IBI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan bahwa ada 3 negara di kawasan Asia Selatan yang telah menjadi pasien Dana Moneter Internasional atau IMF. Tiga negara tersebut adalah Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan.

Menurut Sri Mulyani, negara-negara itu terlilit masalah utang yang cukup berat. Dia menilai bukan tidak mungkin masalah utang ini akan terus meluas. Bahkan, dia melihat negara Timur Tengah bisa tertular, salah satunya Mesir. Potensi Perluasan ini akan dihadapi negara-negara di kawasan itu, terutama yang kini menjadi importir bahan bakar minyak.

"Tadi malam saya sebelum tidur membaca wawancara dari Bank Sentral India yang dia mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi distress debtnya. Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan, semuanya masuk ke dalam pasien IMF," kata Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa selama pertemuan G20 Presidensi Indonesia di Bali pada tahun lalu, permasalahan utang yang tidak lagi sehat ini terus menjadi pembicaraan. Dari pertemuan itu pun terungkap sebanyak 63 negara mengalami masalah utang karena sudah sangat membengkak.

"Karena salah satu topik di G20 adalah mengenai debt sustainability dan diakui di dalam statistik lebih dari 63 negara di dunia yang dalam kondisi utangnya mendekati atau sudah tidak sustainable," tutur mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Adapun, informasi yang dibaca Sri Mulyani ini berasal dari wawancara Gubernur Bank Sentral India Shaktikanta Das dengan Financial Times. Das sebetulnya tidak menyebutkan secara rinci negara mana yang telah terlilit utang dan menjadi pasien IMF di kawasan Asia Selatan.

"Kami cukup menaruh perhatian terhadap permasalahan utang di negara-negara kawasan ini karena kami memiliki banyak hubungan dagang dengan negara-negara tersebut," tutur Das.

Lantas bagaimana dengan Indonesia yang juga merupakan importir bahan bakar minyak?

Sri Mulyani memastikan, pemerintah akan terus meningkatkan kewaspadaannya pada 2023 dalam mengelola kesehatan fiskal. Caranya dengan konsisten menjaga defisit APBN di level rendah, yaitu di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Jadi hal ini menjadi satu kewaspadaan. 2023 memang prediksi dari lembaga global mengenai dunia kurang menggembirakan, tidak hanya inflasi dan kemungkinan resesi, kemungkinan juga ada masalah dengan debt sustainability di berbagai negara," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tok! IMF Setujui Dana Rp 42 T Untuk Sri Lanka Atasi Bangkrut


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading