CNBC Insight

Ada Tokoh Indonesia di Balik Rancangan APBN Malaysia, Siapa?

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
11 January 2023 11:10
CT Corps Leadership Forum Bersama Perdana Menteri Malaysia YAB Dato' Seri Anwar Ibrahim, di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin, 9/1/2023. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: CT Corps Leadership Forum Bersama Perdana Menteri Malaysia YAB Dato' Seri Anwar Ibrahim, di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin, 9/1/2023. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNCB Indonesia - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyebut dirinya terinspirasi dari banyak tokoh Indonesia. Hal itu terungkap CT Corp Leadership Forum, Senin (9/1/2023) lalu.

"Ada nasionalisme seperti Sukarno-Hatta atau yang paham Islam-nya seperti Muhammad Natsir atau kirinya seperti Sutan Sjahrir," kata Anwar kala itu.

"Atau pemikir kemanusiaan yang kuat seperti Soedjatmoko yang menulis satu teks yang bagi saya sangat berharga dalam merangka belanjawan atau budget bagi Malaysia, 'Dimensi Manusia Dalam Pembangunan'," tuturnya lagi.

Dari lima tokoh yang disebut, sebenarnya satu sosok menarik perhatian. Ia adalah Soedjatmoko.

Namanya mungkin tidak banyak dikenal dibanding tokoh lain yang sering disebut di buku sejarah. Meski demikian, dalam tatanan intelektual global namanya sangat harum.

Lalu, siapa sebenarnya Soedjatmoko?

Soedjatmoko. IstimewaFoto: Soedjatmoko. Istimewa
Soedjatmoko. Istimewa

Mengutip "Nursam dalam Pergumulan Seorang Intelektual: Biografi Soedjatmoko (2002)", Soedatmoko atau Koko lahir di Sawahlunto, pada 10 Januari 1922. Berasal dari keluarga kelas menengah membuatnya dapat sekolah sampai perguruan tinggi.

Karena itu pula dari kecil hingga remaja, Koko tenggelam dalam lautan buku. Dia rajin membaca buku berbagai topik. Akibatnya, daya kritisnya terasah secara tajam.

Koko bukan intelektual "menara gading". Dalam kurun 1950-an sampai 1980-an, dia aktif menyebarluaskan pemikirannya di berbagai surat kabar, buku, jurnal, dan forum publik, di dalam dan luar negeri.

Biasanya topik yang dibicarakannya tak jauh dari pembangunan dan kemanusiaan, yang didalamnya membahas pula ekonomi, sains, agama, sejarah, teknologi, dan sebagainya. Kumpulan tulisannya yang tersebar itu dikumpulkan menjadi satu buku, seperti yang disebut Anwar, yakni "Dimensi Manusia Dalam Pembangunan" yang diterbitkan LP3ES pada 1982.

Kumpulan tulisan itu memang sudah usang, tetapi isinya tak lekang oleh waktu. Secara garis besar tulisan Koko muncul dari sikap rezim yang selalu mengagung-agungkan pertumbuhan fisik dan ekonomi tapi abai pada masyarakat.

Karenanya dia selalu menggarisbawahi kalau ekonomi adalah hal penting untuk membangun negara. Namun kebudayaan dan karakteristik sosial-masyarakat adalah pondasinya.

Aspek ini memang selalu alpa dilihat pemerintah yang menganggap sebagai agen tunggal pembangunan. Alhasil, pembangunan fisik terus digenjot sementara masyarakat dan masalah kemanusiaan diabaikan. Contoh yang paling sering terjadi adalah penggusuran untuk pembebasan tanah suatu proyek.

Pemerintah kerap menggusur rumah warga dan memberi kompensasi kecil. Padahal, jika mengacu pada pendapat Soedjatmoko, permasalahannya tidak selesai dengan memberi kompensasi saja.

Singkatnya, Soedjatmoko memandang pembangunan tidak terbatas pada kebijakan ekonomi, tetapi kemanusiaan. Pembangunan harus dilihat sebagai sarana pembebasan manusia.

"Pembangunan membebaskan orang miskin dan lemah secara sosial dari struktur sosial yang usang dan menindas, dan ini adalah proses yang tidak hanya memerlukan pendekatan ekonomi tetapi perhatian pada pertumbuhan pribadi,"kata Soedjatmoko, dikutip Irwan Abdullah dalam "Tantangan Pembangunan Ekonomi dan Trasnformasi Sosial (2002)".

Seluruh tulisan Soedjatmoko tidak hanya sesuai dengan kondisi Indonesia, tetapi juga seluruh negara berkembang, termasuk negara-negara Asia Tenggara. Karenanya, dia dikenal sebagai pemikir penting di era modern yang mewakili pandangan negara Asia Tenggara.

Jadi, tak heran kalau Anwar Ibrahim menjadikan pemikirannya sebagai inspirasi menyusun anggaran negara yang tidak hanya menekankan pembangunan ekonomi, tetapi juga melihat manusia sebagai unsur penting.


(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Media Malaysia Sebut Anwar Ibrahim Resmi Jadi PM Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular