CNBC Insight

Cerita Hubungan RI-Malaysia, "Benci & Cinta" Dua Saudara

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
09 January 2023 10:55
Upacara Penyambutan Kunjungan Resmi Perdana Menteri Malaysia, Istana Bogor, Senin (9/1/2023). (Tangkapan layar Youtube Setpres RI)
Foto: Upacara Penyambutan Kunjungan Resmi Perdana Menteri Malaysia, Istana Bogor, Senin (9/1/2023). (Tangkapan layar Youtube Setpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, melakukan pertemuan diplomatik dengan Presiden Joko Widodo, Senin (9/1/2023). Pertemuan Ini adalah kunjungan pertama Anwar ke luar negeri sejak menjabat sebagai orang nomor satu di Malaysia pada 24 November 2022.

Apabila melihat pada kunjungan empat PM Malaysia terakhir, dari Najib Razak sampai Anwar, Indonesia selalu menjadi negara pertama yang dikunjungi mereka tak lama usai dilantik. Mengapa?

Fakta ini tidak terlepas dari kedekatan emosional antara dua negara. Bisa dikatakan, Indonesia adalah 'saudara tua' Malaysia. Jadi, hal wajar jika yang muda mengunjungi 'saudara tua'-nya untuk pertama kali.

Jika melihat pada sejarah, akar hubungan kedua negara memang sudah terjalin mapan sebelum konsep negara-bangsa terbentuk. Penghuni awal kedua wilayah adalah ras Malayan Mongolid. Mereka kerap berinteraksi sehingga mendorong akulturasi dan asimilasi budaya. Ini berlangsung lama.

Linda Sunarti dalam Formation of Javanese Malay Identities in Malay Peninsula between the 19th and 20th centuries (2018) menyebut, sejak abad ke-18, misalkan, banyak penduduk dari Kepulauan Indonesia, khususnya Jawa, yang bermigrasi ke Semenanjung Malaya. Mereka tidak hanya membawa badan, tetapi pula kebudayaan. Kebudayaan ini kemudian menyebar dan awet hingga membentuk identitas baru di Malaya.

"Di Johor, penduduknya fasih bermain barongan dan kuda kepang," tulis Linda.

Atau yang lebih terasa adalah sistem bahasa yang menjadikan Bahasa Melayu sebagai lingua franca. Atas fakta itu, maka jangan heran kalau kebudayaan kedua wilayah memiliki kesamaan, dari segi penamaan atau bentuk. 

Meski demikian, hubungan yang didasari oleh satu rumpun tak selamanya awet. Predikat persaudaraan sepanjang hayat perlahan menguap seiring kemunculan entitas baru yang disebut 'negara' Indonesia dan Malaysia. Biang masalahnya adalah kemunculan persaingan tidak terhindarkan yang tidak dapat dijaga oleh perasaan kultural semata. 

Permusuhan pertama Indonesia-Malaysia terjadi pada 1963-1966. Kala itu Sukarno menentang pembentukan Malaysia dan menganggapnya boneka imperialis Inggris. Kemudian terjadi konfrontasi ke Negeri Jiran dan berakhir ketika Sukarno lengser digantikan Soeharto. Dalam sekejap, Indonesia-Malaysia menjadi akrab. 

Menurut Leo Suryadinata dalam Politik Luar Negeri Indonesia di Bawah Soeharto (1998), di era Soeharto, hubungan kedua negara jadi lebih cair. Kedua negara memandang satu sama lain sebagai mitra strategis. Salah satu yang paling dikenang adalah "ekspor" guru ke Malaysia untuk membantu mencerdaskan rakyat Malaysia pada 1970-an. Lalu, di tingkat regional, keduanya merintis ASEAN (1967) dan menyulap Asia Tenggara sebagai kawasan damai dan stabil secara politik dan ekonomi.

Namun, seiring kemesraan yang terjalin juga muncul ketegangan antara kedua negara. Pada abad 21, tepatnya tahun 2002, kedua negara hampir kembali berkonfrontrasi untuk mempertahankan Pulau Sipadan dan Ligitan. Mulanya, Indonesia dan Malaysia mengklaim kedua pulau ini miliknya berdasarkan bukti historis. Namun, dalam putusan Mahkamah Internasional, Indonesia kalah. Pulau tersebut jadi milik Malaysia. 

Tak hanya itu, tiap ada masalah, bahkan dalam skala kecil, pergesekan hubungan kedua negara cepat terjadi. Yang paling sering ihwal klaim budaya. Malaysia kerap dinilai mengklaim budaya Indonesia, seperti Reog Ponorogo atau batik. Seperti biasa, persoalan ini memantik amarah masyarakat Indonesia. Api permusuhan langsung muncul dan melupakan fakta sejarah kesamaan budaya kedua negara.

Meski di akar rumput sering ribut, hubungan ekonomi kedua negara saat ini tumbuh pesat. Pada 2022, Indonesia di urutan ke-6 mitra perdagangan terbesar Malaysia dengan perputaran uang sebesar US$ 27,31 miliar.


(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Rebut Wilayah Natuna, 60 Kali 'Nego' dengan Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular