
'Dipelototi' Pengawal, Anwar Ibrahim-Jokowi Bahas Hilirisasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggencarkan hilirisasi sumber daya alam (SDA) di dalam negeri kini menarik perhatian negara tetangga. Setidaknya demikian mengacu pernyataan Perdana Menteri Malaysia Dato' Seri Anwar Ibrahim dalam CT Leadership Forum.
Anwar bercerita tentang pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Sambil bercanda, dia bercerita pertemuan singkat tapi cukup lama itu di tengah ketatnya aturan protokol.
Meski begitu, kata dia, kedua Pemimpin Negara itu sempat membahas kebijakan hilirisasi industri berbasis SDA yang diberlakukan Jokowi.
Jokowi, kata Anwar, memiliki pengalaman lebih dalam memimpin sebuah negara yang lebih besar dan kompleks.
"Saya tadi duduk dengan Presiden Jokowi, lebih lama dari biasa, sampai protokol mulai gerak-gerak, kami pura-pura tidak lihat. Hidup nggak mesti selalu dikontrol protokol. Saya nak ke warung ke warung, nak salam salam," katanya, Senin (9/1/2022).
"Saya tanya beberapa keutamaan, prioritas tentang pendekatan ekonomi, dia sebut hilirisasi. Kalau saya anggap saya ini orang bijak, baca ribuan buku di penjara, beda dengan orang yang berpengalaman tentang hilir," lanjut Anwar.
Anwar mengatakan, hilirisasi merupakan pendekatan yang baik, memastikan semua, nikel termasuk kelapa wasit, dipertahankan untuk kepentingan rakyat.
"Saya tangkap itu..oh..sebagai suatu pendekatan yang baik. Bagaimana pastikan semua, nikel, termasuk kelapa sawit, rangkaian untuk pertahankan kepentingan rakyat,' kata Anwar.
Seperti diketahui, kebijakan hilirisasi industri berbasis SDA saat ini memang tengah digencarkan Jokowi. Bahkan, Jokowi telah menerapkan sejumlah kebijakan, termasuk menutup keran ekspor bahan mentah SDA, termasuk nikel, dan kemudian bauksit. Dengan kebijakan itu, Jokowi mengatakan, Indonesia bisa menikmati nilai tambah berlipat-lipat.
Selain hilirisasi, ujarnya, Jokowi juga mengungkapkan digitalisasi sebagai salah satu prioritas kebijakan ekonomi.
Di mana, kata Anwar, digitalisasi pun menjadi salah satu fokus kebijakan yang akan diprioritaskan di Malaysia.
"Itu dari segi ide dan kebijakannya. Pelaksanaannya di industri kecil," katanya.
"Yang saya mau sebut di sini adalah pembentukan pengetahuan dan pemahaman itu tak terbatas jika memiliki sense kerendahan hati. Dan, lagi, kerendahan hati itu tak ada habisnya," kata Anwar.
Karena itu, lanjut Anwar, kepemimpinan adalah juga tentang mendengar tak hanya dari para pakar, tapi juga dari warga biasa. Tak ketinggalan dari pengalaman sendiri.
"Ada yang kita tak mampu dengar dari pakar ketimbang apa dirasakan di bawah," kata Anwar.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anwar Ibrahim Jadi PM, Hubungan RI-Malaysia Bisa Kian Mesra?