Sudah Impor, Harga Beras Kok Terus Naik Pak Jokowi?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Jumat, 06/01/2023 06:45 WIB
Foto: Beras impor mulai berdatangan untuk pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Hari ini (16/12/2022) ada 5.000 ton yang masuk dari Vietnam. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras diprediksi bisa bergerak naik atau menuju keseimbangan baru. Saat ini, harga beras di dalam negeri masih melanjutkan tren naik di tengah mulai masuknya beras impor ke dalam negeri untuk cadangan beras pemerintah.

Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga beras premium pada Kamis (5/1/2023) di level Rp13.100 per kg dan beras medium Rp11.300 per kg.

Angka ini naik dibandingkan sebulan lalu, 6 Desember 2022, yang tercatat di Rp12.900 per kg beras premium dan Rp11.000 per kg beras medium.


Di hari yang sama, pemasukan perdana beras impor asal Vietnam sebanyak 10.000 ton tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan pelabuhan Merak, Banten. Masing-masing 5.000 ton, sebagai bagian dari rencana impor 200 ribu ton sampai akhir 2022.

Harga tersebut adalah rata-rata nasional, data dikutip Jumat (6/1/2023 pukul 00.07 WIB).

Di wilayah Jakarta, harga beras pada Kamis, 5 Januari 2022 dilaporkan stabil. Informasi Pangan Jakarta mencatat, harga di Rp10.102 per kg beras medium (IR.III/ IR 64) dan Rp12.658 per kg beras premium (Setra I).

Padahal, pemerintah sudah memberikan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton kepada Perum Bulog. Yaitu, 200 ribu ton sampai akhir tahun 2022 dan 300 ribu ton di bulan Januari 2023 hingga sebelum masuk musim panen raya pertama tahun 2023.

Hingga akhir tahun 2022, Bulog memang baru mampu merealisasikan impor beras sebanyak 61 ribu ton. Dan, dijadwalkan 200 ribu ton segera terealisasi dalam 2 pekan ke depan.

Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan, masih belum adanya tanda-tanda harga beras melandai disebabkan masih terbatasnya pasokan di pasar.

"Bulan ini masih shortage dan seharusnya KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) digelontorkan terus sampai awal bulan depan supaya turun dan terbentuk harga keseimbangan baru," kata Sutarto kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (6/1/2023).

"Stok yang di Bulog harus dikeluarkan untuk mengisi pasar yang masih minus," tambahnya.

Dia memprediksi, Indonesia baru akan memasuki musim panen raya pertama tahun 2023 di akhir bulan Februari nanti.

Saat ini, jelasnya, pasokan beras, termasuk di penggilingan padi masih tipis. Produksi bulan ini, kata dia, masih di bawah kebutuhan.

Bukan tidak mungkin, kata Sutarto, harga beras akan berlanjut naik hingga setelah Hari Raya Imlek tahun 2023.

"Kalau tidak ada OP (Operasi Pasar) atau KPSH ya tidak ada instrumen stabilisasi. Ya bisa naik terus harga beras," kata Sutarto.

Karena itu, ujarnya, Bulog harus membanjiri pasar dengan stok beras yang ada.

"Keluarkan dulu yang ada , jangan disimpan. Kan yang lama masih ada katanya dan impor sudah masuk. Ya langsung saja keluarkan untuk mengisi pasar. Sampai awal Februari. Mudah-mudahan akhir Februari sudah terbentuk keseimbangan harga baru," kata Sutarto.

Keseimbangan baru tersebut, jelasnya, tergantung pada harga pembelian pemerintah (HPP) baru yang akan ditetapkan pemerintah. Meski, lanjut dia, jika tidak melakukan Operasi Pasar secara masif dan terukur, HPP menjadi kurang efektif.

"Peluang turun sih ada pada saat panen raya nanti. Harapan pemerintah kan mulai sekarang supaya turun dan jangan naik terus," katanya.

Hanya saja, imbuh Sutarto, harga beras belum tentu terus menurun hingga ke posisi di bawah harga pada bulan September 2023.

Di mana, chart Panel Harga Badan Pangan Nasional menunjukkan, harga beras pada September 2023 tengah menuju tren naik. Tercatat, harga di pengecer Rp12.480 per kg beras premium dan Rp10.950 per kg beras medium.

Aturan Baru

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi baru saja menerbitkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No 15/2022 tentang Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras, Jagung, dan Kedelai, di Tingkat Konsumen.

Arief menjelaskan, pelaksanaan stabilisasi pasokan dan harga beras, jagung, dan kedelai dilaksanakan melalui operasi pasar umum dan khusus.

"Pelaksanaan operasi pasar umum dilakukan langsung di tingkat pengecer atau melalui distributor dan mitra Bulog setiap bulan. Sedangkan operasi pasar khusus dilakukan berdasarkan kebutuhan," kata Arief dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (6/1/2022).

"Harga beras, jagung, dan kedelai yang akan didistribusikan ditetapkan berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Acuan Penjualan di tingkat konsumen yang ditetapkan Bapanas," pungkas dia.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Beras di Jepang 'Meroket', Memicu Inflasi Inti