
Harga Beras Masih Gila-gilaan, Jurus Impor Gagal?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah mengumumkan rencana impor beras 500 ribu ton sejak awal Desember 2022. Izin impor diberikan kepada BUMN pangan, Perum Bulog.
Pemerintah menyebutkan, impor dilakukan untuk menambah stok Bulog dalam rangka mengatasi gejolak harga beras yang tengah terjadi.
Di mana, 10 ribu ton diantaranya sudah masuk Indonesia lewat pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan pelabuhan Merak, Banten pekan lalu.
Hanya saja, gembar-gembor impor itu ternyata belum mampu menimbulkan efek penurunan harga beras di dalam negeri. Bahkan, masih melanjutkan tren naik.
Terbukti dari data Panel Harga Badan Pangan Nasional yang mencatat, harga beras rata-rata nasional hari ini, Rabu (21/12/2022) naik, baik untuk jenis premium maupun medium.
Harga beras premium naik Rp10 jadi Rp12.960 per kg dan medium naik Rp10 jadi Rp11.400 per kg. Pada 14 Desember 2022, harganya tercatat di Rp12.930 dan Rp11.360 per kg.
Padahal, menurut Kabag Humas Bulog Tomi Wijaya, pihaknya masih terus melakukan intervensi di pasar beras.
"Operasi Pasar digelontorkan terus kok setiap hari. Bulan Desember ini saja per tanggal 20 sudah 150 ribu ton," kata Tomi kepada CNBC Indonesia, Rabu (21/12/2022).
"Paling banyak ke Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan-Sulawesi Barat, serta DKI Jakarta-Banten," lanjutnya.
Perlu diketahui, penggabungan wilayah tersebut mengacu pada sistem kantor wilayah Bulog, di mana, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan tergabung dalam 1 kantor wilayah. Begitu juga dengan DKI Jakarta dan Banten.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, rencananya realisasi impor beras akan bertahap sampai dengan Februari 2023 atau sebelum panen raya.
"Sebenarnya tidak ada yang ingin impor jika stoknya cukup. Tapi beberapa bulan terakhir harga beras meroket dan stok Bulog untuk Operasi Pasar makin berkurang sehingga dibutuhkan segera stok dari luar negeri untuk meredam kenaikan harga beras ini," kata Zulkifli Hasan saat ikut memantau bongkar muatan beras impor asal Vietnam di pelabuhan Tanjung Priok.
Disebutkan, posisi stok beras di Bulog (per 16 Desember 2022) tercatat hanya 295.337 ton (59,76%) beras cadangan pemerintah (CBP/ medium) dan sebanyak 198.865 (40,24%) beras komersial. Jauh dari target pemerintah 1,2 juta ton di akhir tahun 2022.
Sementara itu, Sekjen Koperasi Pedagang Beras Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Nellys Soekidi mengungkapkan, beras impor sebenarnya sudah masuk ke pasar induk.
"Masuk, tapi belum didistribusikan," kata Nellys.
Sebelumnya, Nellys sudah mewanti-wanti kenaikan harga beras yang dipengaruhi sejumlah faktor.
"Bulan 11, 12, dan 1 itu sudah menjadi kebiasaan harga di bulan-bulan ini harus diantisipasi karena paceklik. Biasanya, di bulan-bulan tersebut pemerintah mengintervensi pasar untuk menekan harga. Perum Bulog melakukan KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga/ sebelumnya operasi pasar/ OP)," kata Nellys kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/11/2022).
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bulog 'Jual Rugi', Segini Harga Beras Impor di Pasar ya, Bun