Gempa Bumi California Jadi Sinyal Kehancuran di Masa Depan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa bumi Cascadia yang belum lama ini mengguncang negara bagian California, Amerika Serikat (AS), dapat menjadi prediksi awal akan datangnya gempa yang lebih kuat.
Tepat pada Tahun Baru, Minggu (1/1/2023) pukul 10.30 pagi waktu setempat, gempa berkekuatan magnitudo 5,4 mengguncang sebagian Rio Dell di Humboldt County, California Utara.
Data Survei Geologi AS (USGS) menyebut separuh penduduk yang tinggal di daerah itu tidak memiliki listrik dan sebagian lagi tidak memiliki air.
Meski begitu, tidak ada korban luka yang dilaporkan dan pejabat meyakinkan warga bahwa tidak ada risiko lebih lanjut terkait dengan gempa bumi, seperti tsunami.
Sebelumnya, pada 19 Desember 2022, juga telah terjadi gempa bumi terbaru berkekuatan magnitudo 6,4. Bencana alam ini menyebabkan pemadaman listrik yang meluas, dan setidaknya dua kematian.
Gempa bumi bukanlah hal yang aneh di sana, sebab wilayah tersebut sangat aktif secara tektonik. Wilayah ini adalah tempat yang paling aktif secara seismik di 48 negara bagian yang lebih rendah.
Namun, wilayah ini juga sempat mengalami gempa bumi dan tsunami terakhir pada tanggal 26 Januari 1700 silam dan disebut-sebut dapat terjadi juga di masa depan.
Jika patahan (retakan atau diskontinuitas dalam volume batuan) di wilayah tersebut terus bergerak karena besarnya tekanan seiring waktu, maka bencana alam yang akan muncul berpotensi setara dengan gempa bumi dan tsunami berkekuatan magnitudo 9,1 yang melanda Jepang pada 2011.
Harold Tobin, seorang profesor dan Paros Endowed Chair in Seismology and Geohazards di University of Washington menyebut bahwa gempa ini kemungkinan besar merupakan gempa susulan.
"Gempa susulan sangat umum terjadi setelah sebagian besar gempa," kata Tobin, dikutip Newsweek.
Ketika gempa bumi pertama terjadi pada 19 Desember, USGS memperkirakan bahwa ada kemungkinan kecil gempa susulan berkekuatan 5 atau lebih besar dalam minggu pertama sesudahnya.
Meskipun gempa bumi baru-baru ini tidak memprihatinkan, ahli seismologi masih terus mengawasi patahan subduksi Cascadia.
"Masyarakat di wilayah ini harus selalu siap menghadapi gempa bumi yang lebih besar dan lebih merusak serta tsunami," kata Tobin.
"Kami dapat memperkirakan bahwa ada kemungkinan gempa bumi yang akan datang, tetapi seismolog belum dapat memprediksi waktu atau lokasi gempa bumi yang akan datang secara tepat, hingga tahun atau dekade, misalnya. Kami secara aktif meneliti apakah mungkin ada pertanda yang dapat kami berikan mendeteksi, tapi kami belum memilikinya."
"Kita dapat mengukur sinyal yang menunjukkan kepada kita bahwa stres dan ketegangan terakumulasi yang suatu hari nanti akan menyebabkan yang berikutnya-magnitudo 8 atau 9 dengan tsunami yang melintasi seluruh Pasifik serta menghanyutkan ke pantai setempat," pungkasnya.
(luc/luc)