
Janji Pemerintah Soal Ketahanan Pangan Tak Boleh Kendor!

Dilansir dari World-Grain, menurut laporan Perkiraan Pasokan dan Permintaan Pertanian Dunia (World Agricultural Supply and Demand Estimates/WASDE) Departemen Pertanian Amerika Serikat pada bulan November 2022, produksi beras global diproyeksikan mencapai 503,69 juta ton pada tahun 2022-2023.
Dari jumlah itu, USDA memperkirakan 52,83 juta ton diekspor ke pasar dunia.
Indonesia sendiri merupakan produsen beras terbesar ketiga di dunia, tetapi turun drastis menjadi 34,6 juta ton. Dengan 276,4 juta orang dan penggunaan beras dalam negeri mencapai 35,5 juta ton, negara Asia Tenggara yang mengangkangi Samudera Hindia dan Pasifik ini diperkirakan akan mengimpor 550.000 ton.
Belakangan ini, masalah perberasan Indonesia menghadapi dilema antara upaya mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri dengan cara peningkatan produktivitas dan impor beras, dengan upaya menjaga kestabilan harga beras agar tetap terjangkau oleh semua pihak.
Indonesia salah satu produsen beras di dunia, namun pada kenyataannya, Indonesia akhirnya memutuskan untuk melakukan impor beras ratusan ribu ton guna memenuhi stok Perum Bulog. Sejumlah negara jadi pemasok beras untuk Indonesia, diantaranya Thailand, Vietnam, Pakistan dan Myanmar.
Keputusan ini cukup menarik, terutama Myanmar. Pasalnya, Myanmar pernah menjadi salah satu negara yang mengimpor beras dari Indonesia guna memenuhi kebutuhan dalam negara mereka di masa lalu.
Jejak impor beras Indonesia ke Myanmar bukan kali ini saja tapi pada masa lalu jumlahnya sangat sedikit. Pada 2012 Myanmar telah mengekspor 5.000 ton beras ke Indonesia. Indonesia dan Myanmar telah menandatangani MoU on Rice Trade antara Indonesia dan Myanmar pada April 2013.
Pada 2013 saat Wakil Menteri Pertanian dijabat oleh Rusman Heriawan, mengungkapkan pada kala itu produktivitas Myanmar bisa menghasilkan 2-3 ton per hektare,sedangkan Indonesia sudah 5,1 ton per hektare.Saat itu produktivitas di Myanmar masih rendah karena masih menggunakan cara tradisional.
Pada 2018 pemerintah Indonesia juga mengirimkan dua orang tenaga ahli pertanian ke Myanmar untuk membantu meningkatkan kualitas pertanian.
Ya memang mau bagaimana lagi, ibarat nasi sudah menjadi bubur. Bagaimanapun uniknya sejarah itu, Indonesia saat ini memang mengimpor beras.
Baca Halaman Selanjutnya >>> Impor Beras Bulog Molor Dari Target, Bakal Ganggu Panen Raya?
(aum/aum)