Terungkap! Dua Sumber Besar Pengisi Kantong Negara di 2022

News - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
04 January 2023 16:25
ABB meresmikan fasilitas manufaktur baru yang memproduksi Gas Insulated Switchgear (GIS) tegangan tinggi di Tangerang. Fasilitas ini dibangun untuk memenuhi peningkatan permintaan pasokan listrik di Indonesia. (dok. ABB Indonesia) Foto: Suasana pabrik yang memproduksi Gas Insulated Switchgear (GIS) tegangan tinggi di Tangerang. (dok. ABB Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, industri pengolahan dan perdagangan menjadi dua motor penggerak terbesar dalam penerimaan pajak di sepanjang tahun 2022.

"Kontribusi terbesar (terhadap penerimaan pajak 2022) adalah industri pengolahan dan perdagangan. Dua-duanya tumbuh kuat dari tahun sebelumnya," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita kemarin, dikutip Rabu (4/1/2022).

Sri Mulyani merinci, industri pengolahan memberikan kontribusi 28,7% terhadap penerimaan pajak 2022. Pada 2022 pertumbuhannya mencapai 24,6%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2021 yang mencapai 18,2%.

Sektor berikutnya yang menyumbangkan paling banyak terhadap penerimaan pajak 2022 yaitu industri perdagangan, yaitu mencapai 23,8% terhadap penerimaan pajak.

Pertumbuhannya pada 2022 untuk sektor perdagangan juga cukup tinggi yakni 37,3%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya 31,8%.

"Sektor industri dan perdagangan tumbuh positif sejalan dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan harga komoditas," ujar Sri Mulyani.

Adapun pada industri jasa keuangan dan asuransi, berkontribusi 10,6% terhadap penerimaan pajak 2022. Sektor ini tumbuh positif 7,1% setelah sebelumnya mengalami kontraksi atau -0,1%.

Pada sektor pertambangan, tercatat pertumbuhan yang cukup signifikan yakni 113,6% pada 2022, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada 2021 yang mencapai 60,5%. Namun sumbangannya ke penerimaan pajak hanya 8,3%.

Sektor transportasi dan pergudangan juga mencatatkan pertumbuhan dua kali lipat, dari sebelumnya 10,4% pada 2021 menjadi 24,7% pada 2020. Dengan sumbangan terhadap penerimaan pajak 3,9%.

Selanjutnya sektor informasi dan komunikasi, serta jasa perusahaan masing-masing menyumbang 3,6% dan 3% terhadap penerimaan pajak 2022.

Kendati demikian, dari semua sektor yang mencatatkan pertumbuhan positif pada 2022, ada satu sektor yang tercatat mengalami kontraksi atau tumbuh negatif pada 2022.

"Konstruksi dan real estate mengalami pertumbuhan negatif atau kontraksi 13,5% pada 2022 dibandingkan 2021 yang tumbuh 2,1%. Sumbangannya terhadap penerimaan negara 4,1%," jelas Sri Mulyani.

Konstruksi dan real estat yang mengalami kontraksi tersebut pada 2022, kata Sri Mulyani karena penerapan PMK 58 dan PMK 59 tahun 2022, yang mengubah model pemungutan PPn atas transaksi dengan pemerintah.

"Tanpa mekanisme PMK 58/59, sektor ini tumbuh 6,19%," jelas Sri Mulyani.

Secara keseluruhan, realisasi penerimaan pajak pada 2022 sebesar Rp 1.716,8 triliun atau telah mencapai 115,6% dari target yang sudah ditetapkan di dalam Perpres 98/2022 yang sebesar Rp 1.485 triliun.

Realisasi penerimaan pajak 2022 yang sebesar Rp 1.716,8 triliun tersebut juga tumbuh 34,3% dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak pada 2021 yang sebesar Rp 1.278,6 triliun.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kurangi Lembur, Dirjen Pajak Akui Penerimaan Jadi Moncer


(cap/cap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading