Duh! IMF & Bank Dunia Cs Bawa Kabar Buruk Soal Ekonomi RI

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dalam publikasi OECD Economic Outlook memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7% pada 2023, turun dari proyeksi awal yang sebesar 4,8%.
Proyeksi penurunan pertumbuhan OECD tersebut diperkirakan karena, adanya permintaan domestik dan pertumbuhan konsumsi di sektor swasta yang tertahan di tengah inflasi yang masih akan tinggi.
Selain bayangan inflasi, perekonomian domestik tahun depan juga masih dibayangi persoalan global terkait energi, pupuk dan pangan. Munculnya dinamika politik menjelang Pemilihan Presiden pada 2024 juga akan mulai terasa pada tahun depan.
Kendati demikian, investasi berupa belanja modal, menurut OECD masih akan meningkat secara signifikan. Begitu juga dengan permintaan komoditas ekspor yang diproyeksikan tetap akan tinggi.
Adanya keuntungan harga komoditas dan arus masuk modal yang masih kuat membantu Indonesia untuk melawan ketidakpastian global yang kuat.
Menurut OECD, Indonesia juga masih akan menarik di mata investor, karena langkah pemerintah dalam menstabilkan makroekonomi dan peningkatan reformasi struktural.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini, juga akan dibayangi oleh risiko gesekan sosial yang timbul akibat Pemilu 2024.
Instabilitas menjelang dan saat pemilu berpotensi mendistorsi persepsi investor terhadap kekuatan ekonomi Indonesia.
OECD juga menilai ada sejumlah risiko yang bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
"Kebijakan moneter harus tetap ketat, sementara dukungan untuk rumah tangga rentan harus tetap terjaga," jelas OECD menyarankan dalam OECD Economic Outlook edisi November 2022, dikutip Minggu (1/1/2022).
(cap/cap)[Gambas:Video CNBC]
