
Pertamina Eksplorasi Harta Karun "Bukan Migas Biasa" di 2023

Pekanbaru, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), operator Blok Rokan di Riau, bakal mulai melakukan pencarian cadangan "bukan migas biasa" atau minyak dan gas bumi (migas) non konvensional (MNK) pada April 2023 mendatang. Perusahaan setidaknya akan mulai mengebor dua sumur MNK sekaligus pada periode tersebut.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan Jaffee Arizon Suardin mengatakan bahwa pihaknya siap berpartner dengan siapa saja dalam proses pengembangan proyek MNK ini. Adapun perusahaan saat ini tengah melangsungkan proses kajian untuk proyek tersebut.
"Kita di PHR kita siap berpartner dengan siapa saja yang penting kami menyiapkan karena yang melakukan evaluasi dan pengeboran ini ada di kita, dengan siapapun siap," kata dia di Kantor Pertamina Hulu Rokan di Rumbai, Pekanbaru, Riau, Jumat (30/12/2022).
Lebih lanjut, Jaffe sendiri belum dapat memastikan potensi tambahan produksi dari proyek MNK ini. Mengingat, perlu dilakukan proses pengeboran lebih dahulu untuk kemudian dilakukan evaluasi.
"Mulainya kan April langsung dua sumur. Setelah dievaluasi baru nanti ketahuan angkanya, setelah itu baru bisa kita lihat selanjutnya apa. Ini seperti eksplorasi lainnya," kata dia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya berencana menerbitkan aturan mengenai pengembangan dan pemanfaatan Migas Non Konvensional (MNK). Adapun aturan ini sendiri masih dalam proses penggodokan.
Deputi Eksplorasi Pengembangan Dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan melalui aturan yang nantinya berbentuk Permen ini, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) didorong untuk memasukkan program pengembangan MNK dalam Work Plan and Budget (WP&B) setiap tahunnya.
"Mungkin tepatnya KKKS didorong untuk memasukkan pekerjaan kajian atau studi potensi MNK di WK masing-masing pada rencana kerja 2023," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/10/2022).
Menurut Benny, dalam aturan teranyar nanti, untuk mengembangkan proyek MNK kontraktor tidak perlu lagi mengurus izin baru. Setidaknya kontraktor dapat langsung terjun melakukan pencarian dan pengembangan potensi MNK di wilayah kerja masing-masing.
"Di regulasi baru bisa. Yang lagi disiapkan, terms & conditions fiskalnya. Khusus MNK yang harus jauh lebih baik supaya MNK bisa berjalan secara ekonomis," kata Benny.
Perlu diketahui, produksi minyak di Blok Rokan pada saat ini telah mencapai 164 ribu barel per hari (bph). Ini merupakan capaian tertinggi sejak Pertamina mengambil alih Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia pada 9 Agustus 2021 lalu. Pada saat ini produksi minyak anjlok ke 158,5 ribu bph.
Pertamina sendiri menargetkan produksi Blok Rokan pada tahun ini sebesar 160 ribu bph. Blok Rokan merupakan salah satu produsen minyak terbesar di Indonesia, dengan kontribusi 24% produksi minyak nasional.
Pada 2023 mendatang, perusahaan menargetkan produksi minyak meningkat menjadi 180 ribu bph.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Pertamina Temukan Harta Karun di Sumur Minyak Tua
