Big Stories 2022

Deretan Pernyataan Jokowi yang Bikin Heboh Masyarakat RI

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
29 December 2022 13:45
Presiden Joko Widodo Memberikan Keterangan Pers di Istana Merdeka, 21 Desember 2022. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo Memberikan Keterangan Pers di Istana Merdeka, 21 Desember 2022. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2022 bak Roller Coaster bagi Indonesia, berbagai permasalahan dunia, inflasi, suku bunga, krisis pangan hingga isu perubahan iklim turut menjadi perhatian. Di samping itu, sebagai kepala negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap memberikan tanggapan maupun pernyataan terkait masalah tersebut.

Sebagai kepala negara, pernyataan yang keluar dari mulut beliau tentu saja kerap kali menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia. Apa saja pernyataan Jokowi yang menyita perhatian? Tim Riset CNBC Indonesia merangkumnya dalam Big Stories 2022.

Pernyataan Jokowi Larang Ekspor CPO

Pemerintah resmi melarang ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan sejumlah produk turunannya mulai hari ini, Kamis (28/4/2022) pukul 00.00 WIB. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam pernyataan yang ditayangkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu malam (27/4/2022).

"Saya sebagai Presiden tak mungkin membiarkan itu terjadi. Sudah empat bulan kelangkaan berlangsung dan pemerintah sudah mengupayakan berbagai kebijakan namun belum efektif," kata Jokowi.

"Oleh sebab itu, pemerintah memutuskan untuk melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan dan minyak goreng ke luar negeri. Larangan itu berlaku untuk ekspor dari seluruh wilayah Indonesia termasuk dari kawasan berikat," kata Jokowi.

Pernyataan "Winter is Coming"

Dalam paparannya Joko Widodo menjabarkan mengenai berbagai masalah yang dihadapi bersama oleh bangsa-bangsa di dunia. Ancaman global yang tengah meningkat pesat seperti perubahan Iklim, telah meningkatkan intensitas badai dan topan di Amerika Serikat hingga Filipina. Ekspansi sampah plastik di laut diseluruh penjuru dunia.

"Winter is Coming" dikatakan oleh Presiden Joko Widodo saat menggambarkan mengenai banyaknya masalah perekonomian dunia. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo saat membuka Annual Meeting Plenary Session di Nusa Dua Room, Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (12/10/2022).

Jokowi mengutip ucapan Sekretaris Jendral PBB, António Guterres, dalam Panel Antar-Negara Terkait Perubahan Iklim atau IPCC yang mengingatkan kembali masayarakat dunia untuk bertindak dalam skala besar-besaran guna mencegah kehancuran dunia akibat perubahan iklim global yang tidak terkendali.

Ekonomi 'Gelap Gulita' Tahun Depan

Jokowi menyampaikan sejumlah lembaga internasional telah memperkirakan perekonomian tahun ini akan sulit. Situasi ini bahkan kemungkinan akan kembali berlanjut pada 2023 mendatang.

Jokowi kemudian meminta seluruh pemangku kepentingan berhati-hati dengan ancaman ini. Pasalnya, kondisi perekonomian dunia masih sulit dikalkulasi dampaknya secara keseluruhan terhadap perekonomian.

"Memang harus waspada, harus hati-hati. Karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi. Akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa," kata Jokowi dalam catatan CNBC Indonesia Saat memberikan pengarahan dalam Pembukaan Trade Expo Indonesia ke 37 Tahun 2022 di ICE BSD CIty, Tangerang, Banten Oktober 2022 lalu.

Peringatan Soal Krisis Energi

'Dunia penuh dengan ketidakpastian, dunia dalam keadaan sulit, dunia dalam keadaan yang tidak mudah'.

Penggalan kalimat di atas mungkin kerap didengungkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa waktu terakhir. Namun, apa yang dikatakan Jokowi benar nyata adanya. Pribahasa sudah jatuh tertimpa tangga mungkin cukup tepat menggambarkan situasi saat ini.

Saat wabah mulai mereda, tiba-tiba muncul perang Rusia - Ukraina. Efek dari perang tersebut ternyata menyebabkan krisis pangan dan energi secara bersamaan.

"Krisis karena pandemi, mau pulih ada perang, kemudian masuk merembet ke mana-mana. masuk ke krisis pangan, krisis energi, masuk ke krisis keuangan. Kalau kita semakin tahu semakin ngeri," kata Jokowi dalam Rakernas PDIP 2022, Selasa (21/6/2022).

Baca Halaman Selanjutnya >>> Peringatkan Krisis Pangan Hingga Tanggapan Covid Bosan di RI

Peringatkan Soal Krisis Pangan

Presiden Jokowi seringkali mewanti-wanti soal ancaman krisis pangan yang menghantui dunia dan Indonesia. Bahkan beberapa waktu lalu Jokowi menyebut ancaman kenaikan harga pangan akibat perang Rusia-Ukraina berisiko bagi Indonesia karena sudah merasakan dampaknya.

Jokowi sempat mengingatkan berhati-hati persoalan ini. Dimana saat ini juga banyak negara negara yang mulai tidak melakukan ekspor komoditas pangan.

"Diperkirakan hari ini ada sekitar 13 juta orang yang mulai kelaparan di beberapa negara karena urusan pangan," kata Joko Widodo dalam sambutannya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, masyarakat Indonesia patut bersyukur karena pasokan pangan di Tanah Air masih mencukupi di tengah krisis pangan yang melanda dunia. Jokowi menyebutkan, saat ini ada 345 juta orang dari 82 negara yang kekurangan pangan akut dan 19.700 orang meninggal setiap hari akibat kelaparan.

Peringatkan Daerah Soal Inflasi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesan khusus kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Pesan itu berkaitan dengan inflasi.

"Saya minta pada mendagri untuk terus menyampaikan kepada kepala daerah dalam pengendalian inflasi. Ini sudah dilakukan, tapi ada beberapa daerah yang belum, tolong diberikan peringatan," ujar Jokowi saat memberikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Menurut kepala negara, ada perbaikan dari laju inflasi dari tiga bulan lalu yang turun dari 5,9% (September), 5,7% (Oktober), dan 5,4% (November).

"Ini artinya melakukan, daerah sudah melakukan, tetapi bisa masih diberikan peringatan lagi agar semua melakukan dan saya lihat nanti akan turun dan turun lagi," kata Jokowi.

Jokowi Larang Ekspor Nikel, Tembaga, Timah, Bauksit

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah bertekad akan melakukan penyetopan ekspor timah, bauksit dan tembaga dengan segera. Hal ini setelah Presiden Jokowi sukses dengan pelarangan ekspor bijih nikel.

Pelarangan ekspor timah rencananya bakal dilakukan tahun ini. "Tahun depan, bauksit, ke depannya lagi, tembaga," jar Presiden Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2022, Rabu (7/9/2022).

Kebijakan itu merupakan bagian dari program Jokowi untuk mengebut hilirisasi. Sehingga, komoditas logam yang diekspor tidak lagi dalam bentuk bahan mentah atau raw materials, tapi sudah dalam produk turunan sehingga memiliki nilai tambah (value added).

"Tiga tahun lalu, kita stop nikel, kita bangun industrinya di dalam negeri dan mulai terlihat hasilnya," terang Jokowi.

Covid Mungkin Sudah Tak Senang di RI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai penyebaran kasus covid-19 yang kembali menggila di China. Jokowi sudah memerintahkan Kementerian Kesehatan untuk mengecek dampaknya ke Indonesia.

Jokowi menyatakan sejauh ini penyebaran kasus covid-19 sudah terkendali dalam level yang rendah. Salah satunya faktor penyebab yang dimungkinkan adalah imunitas masyarakat yang semakin tinggi.

"Kasus harian kita sudah turun di bawah 1000, tapi karena apa itu yang harus dilihat. Harus dikaji di situ, apakah karena imunitas kita yang sudah baik, atau karena virusnya sudah gak senang dengan Indonesia, kan macem-macem," jelasnya pada CNBC Indonesia Senin (26/12/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular