"Kado" Tahun Baru, Tetangga RI Naikkan Tarif Listrik 20%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Thailand memutuskan untuk menaikkan tarif listrik sebesar 20% pada awal 2023 mendatang.

Keputusan ini disebut akan mendorong inflasi dan merusak daya saing negara, kata Federasi Industri Thailand yang mencakup perwakilan dari industri, perbankan dan perdagangan.

Dari Januari hingga April 2023, tarif listrik untuk pelanggan bisnis akan naik 20,5% menjadi 5,69 baht atau sekitar Rp 2.543 (asumsi kurs Rp 447 per baht) per unit, dengan tarif rumah tangga tetap di 4,72 baht (Rp 2.110), kata Komisi Regulasi Energi.

Kenaikan terjadi akibat biaya bahan bakar yang lebih tinggi.

Federasi Industri Thailand mendesak pemerintah untuk menunda kenaikan tarif listrik karena produsen akan dipaksa untuk menaikkan harga barang.

"Kenaikan itu akan berdampak parah pada biaya hidup masyarakat dan biaya sektor manufaktur dan jasa yang masih dalam pemulihan," kata Isares Ratanadilok Na Phuket, Wakil Ketua Federasi Industri Thailand, mengutip Reuters, Jumat (23/12/2022).

Langkah ini akan mengurangi daya saing dan daya tarik Thailand karena biaya listrik untuk bisnis akan menjadi 50%-120% lebih tinggi daripada di negara-negara seperti Vietnam dan Indonesia, kata Roongrote Rangsiyopash, Presiden konglomerat industri SCG.

Surong Bulakul, Wakil Ketua Kamar Dagang Thailand, mengatakan tarif listrik yang lebih tinggi dapat meningkatkan inflasi menjadi 3,5% tahun depan, dari perkiraan saat ini 3%, dengan suku bunga naik.

Pada Senin, bank sentral mengatakan akan terus menaikkan suku bunga untuk sementara waktu guna membantu perekonomian dan mengekang inflasi.

Pemulihan ekonomi Thailand sendiri tertinggal dari negara lain di kawasan di Asia Tenggara. Ini akibat sektor pariwisata, yang menjadi salah satu jantung perekonomiannya, baru mulai pulih secara bertahap tahun ini.

Baca: PM Thailand Berniat Nyalon Lagi, Maksa 3 Periode!

(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tarif Listrik April Bakal Berubah? Ini Kata Pemerintah