
Tulang Punggung Minyak RI Ternyata Cuma dari 2 Blok Migas!

Jakarta, CNBC Indonesia - Tulang punggung minyak RI ternyata hanya berasal dari dua blok atau wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas), yakni Blok Rokan di Riau dan Blok Cepu di Jawa Timur.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto.
Oleh sebab itu, Sugeng menilai, apabila kedua blok minyak ini terganggu, maka lifting minyak nasional juga akan ikut terdampak.
Apalagi, lanjutnya, saat ini produksi minyak nasional semakin menurun, sehingga lonjakan impor takkan terelakkan.
Sugeng menyebut, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) RI telah tembus 1,430 juta barel per hari (bph). Sementara produksi minyak siap jual atau lifting nasional sebesar 660 ribu bph dan produksi rata-rata harian hanya 630 ribu bph.
"Sangat rentan kalau hanya mengandalkan blok-blok tertentu. Saat ini backbone ada dua, Blok Rokan dan Blok Cepu. Begitu saja terganggu contoh seminggu lalu trafo di Blok Rokan meledak maka anjlok lifting nasional tinggal 590 ribu bph," ungkapnya dalam acara Forum Transisi Energi yang diselenggarakan SKK Migas bersama CNBC Indonesia, Kamis (22/12/2022).
Sugeng membeberkan produksi Blok Rokan saat ini merupakan yang tertinggi, menyalip capaian produksi Blok Cepu yang sempat menempati posisi teratas. Adapun produksi Blok Rokan saat ini berada di level 163 ribu bph, sementara Blok Cepu hanya 160-an ribu bph.
"Itu saja sudah 50%. Bahwa kita tetap akan tergantung dari fosil, tetapi pemanfaatannya harus ditekan serendah-rendahnya emisinya," kata dia.
Sebelumya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, terus berkomitmen untuk mempertahankan tingkat produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Apalagi, 67% produksi minyak nasional dan 32% produksi gas nasional berasal dari perusahaan pelat merah ini.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro memaparkan target produksi migas perusahaan tahun ini dipatok sebesar 854 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), terdiri dari produksi minyak sebesar 446 ribu barel per hari (bph) dan produksi gas sebesar 2.363 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Saat ini kontribusi produksi PHE adalah 67% dari produksi minyak nasional dan 32% dari produksi gas nasional. Hal ini didukung dari empat regional domestik yang berada di dalam hubungan Sub Holding Upstream," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (9/11/2022).
Wiko mengatakan target produksi migas tersebut meningkat 14,78% dibandingkan capaian 2021 yang hanya 744 ribu barel setara minyak (BOEPD). Adapun target-target tersebut didukung dengan adanya peningkatan aktivitas seperti jumlah sumur pengeboran.
Sumur pengembangan pada tahun ini ditargetkan sebanyak 738 sumur, meningkat 118% dari capaian pengeboran sumur pengembangan pada 2021 yang hanya 337 sumur. Adapun hingga September tahun ini realisasi pengeborannya sudah mencapai 483 sumur.
Sementara untuk kegiatan Work Over hingga September 2022 telah selesai dilakukan sebanyak 429 kegiatan dan untuk well intervention dan well service telah selesai dilakukan sebanyak 20.699 sumur.
(wia/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kaget, Sumur Minyak Tua ini Masih Bisa Jadi Andalan RI