Internasional

Heboh Skandal Eropa, Pemimpin Ini Minta Parlemen Dibubarkan

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 December 2022 13:40
Hungary's Prime Minister Viktor Orban arrives for an EU summit at the Crystal Palace in Porto, Portugal, Saturday, May 8, 2021. On Saturday, EU leaders hold an online summit with India's Prime Minister Narendra Modi, covering trade, climate change and help with India's COVID-19 surge. (AP Photo/Francisco Seco, Pool) Foto: Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban (AP Photo/Francisco Seco, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban mengecam Parlemen Eropa atas skandal korupsi yang terjadi di badan Uni Eropa (UE) itu. Ia bahkan mengusulkan agar lembaga itu dibubarkan.

Dalam pernyataannya dikutip Euronews, Orban menyebut saat ini harus ada upaya 'mengeringkan rawa' di Brussels. Ia bahkan mengatakan Parlemen Eropa harus segera dibubarkan dari bentuknya saat ini.

"Orang Hungaria ingin Parlemen Eropa dibubarkan dari bentuknya yang sekarang. Sejauh mana reputasi Parlemen Eropa di Hungaria telah rusak mudah dijawab: tidak sama sekali, karena tidak mungkin lebih rendah," kata Orban, Rabu (21/12/2022).

Sebelumnya, Parlemen Eropa didera skandal korupsi yang dilakukan salah satu anggotanya dari Yunani, Eva Kaili. Kaili diduga menerima suap dari Qatar untuk memuluskan langkah negara itu menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Sementara itu, pernyataan Orban datang ketika Brussels telah membekukan lebih dari 12 miliar euro atau hampir setara Rp 200 triliun dana untuk Hungaria atas kekhawatiran bahwa rezimnya dan membatasi hak-hak minoritas.

Pada bulan September, Parlemen Eropa menyatakan bahwa Hungaria tidak dapat lagi dianggap sebagai negara demokrasi dan akan menjadi 'rezim otokrasi elektoral campuran' di bawah kepemimpinan Orban. Orban menolak dengan menyalahkan sikap 'Hungarophobia' di dalam blok tersebut.

Orban sendiri dikenal juga sebagai figur UE yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengeklaim sanksi yang dijatuhkan UE tidak efektif dalam menekan Kremlin untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Bahkan, ia menyebut langkah sanksi ini justru menjadi senjata makan tuan bagi Benua Biru. Ini ditandai harga energi yang melonjak tajam setelah blok itu memutuskan untuk beralih dari suplai Rusia secara bertahap

Tahun baru akan menimbulkan tantangan bagi hampir semua negara Eropa untuk menghindari kemerosotan ekonomi atau resesi akibat langsung dari perang dan partisipasi Eropa dalam perang, yang disebut sanksi," tambah figur sayap kanan itu.

"Bukan kepentingan kami untuk secara permanen membagi ekonomi Eropa dan Rusia menjadi dua, jadi kami berusaha menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan dari kerja sama ekonomi kami dengan Rusia."


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Pemimpin NATO Ini Beri Pernyataan Rasis, Tolak Darah Campuran


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading