Internasional

Eropa Terbelah! Negara Ini Mau Jegal Kekuatan UE

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 July 2022 11:00
Hungary's Prime Minister Viktor Orban arrives for an EU summit at the Crystal Palace in Porto, Portugal, Saturday, May 8, 2021. On Saturday, EU leaders hold an online summit with India's Prime Minister Narendra Modi, covering trade, climate change and help with India's COVID-19 surge. (AP Photo/Francisco Seco, Pool)
Foto: Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban (AP Photo/Francisco Seco, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Parlemen Hungaria mengeluarkan resolusi yang membatasi kekuatan Parlemen Uni Eropa (UE). Hal ini terjadi tatkala terjadinya perbedaan pandangan antara Budapest dan UE.

Disahkan oleh anggota partai Fidesz pimpinan Perdana Menteri (PM) Viktor Orbán, resolusi tersebut ingin memberi parlemen negara itu kemampuan untuk membuat undang-undang torpedo yang diusulkan di tingkat UE.

Hal ini lantas akan mengurangi kemampuan Parlemen Eropa untuk membuat undang-undang yang memengaruhi Hungaria. Ini juga akan melemahkan kekuatan blok itu secara lebih umum.

"Demokrasi Eropa harus dibawa keluar dari jalan buntu yang telah diarahkan oleh Parlemen Eropa. UE harus berubah karena tidak siap menghadapi tantangan zaman kita," bunyi resolusi tersebut dikutip Euronews, Jumat (22/7/2022).

Resolusi yang diadopsi dengan 130 suara mendukung dan 50 menentang itu juga menyatakan bahwa anggota parlemen UE haruslah dipilih dan ditetapkan oleh pemerintah nasional. Hal ini berbeda dengan sistem saat ini dimana mereka dipilih oleh pemilih di negaranya masing-masing.

Langkah Parlemen Hungaria ini sendiri terjadi tatkala UE menahan miliaran dana pemulihan dan kredit yang menjadi jatah Budapest lantaran kekhawatiran pemerintah negara itu tidak menegakkan aturan hukum atau absen dalam menangani korupsi.

Sebelumnya, Hungaria di jaman Orban diketahui beberapa kali mengkritisi kebijakan UE. Salah satunya adalah mengenai penanganan pengungsi asal Timur Tengah dan juga yang terbaru terkait sanksi kepada Rusia karena serangan Moskow ke Ukraina.

Terkait pengungsi, Orban sendiri pernah mengatakan pada 2018 lalu kepada media Jerman Bild bahwa pengungsi Timur Tengah menurutnya merupakan 'Penjajah Muslim'. Ia berpandangan bahwa pengungsi Timur Tengah dapat mengancam kedaulatan negaranya.

Mengenai sanksi UE pada Rusia, pemimpin sayap kanan itu mengatakan bahwa manuver blok itu merupakan 'sebuah tembakan bunuh diri di paru-paru'. Pasalnya, UE masih bergantung pada pasokan gas dari Moskow.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Anak Badung' Eropa, Terang-terangan Tolak Sanksi untuk Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular