Luhut Bilang Ada Investor Baterai Asal China Niat Bodohi RI

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
20 December 2022 19:33
Peluncuran Buku Luhut
Foto: Peluncuran Buku Luhut

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan membagikan cerita di balik proses negosiasi proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi di Tanah Air antara CATL dengan salah satu BUMN.

Perusahaan produsen baterai dan teknologi asal China yang memiliki nama lengkap Contemporary Amperex Technology Co. Limited itu, kata Luhut, membodohi Indonesia saat melakukan negosiasi valuasi proyek.

"Kemarin selama hampir 3 bulan kita negosiasi dengan salah satu pabrik baterai terbesar di dunia, CATL itu mengenai valuasi saja, dia pikir Indonesia masih seperti 8 tahun lalu bisa dibodohin," ujar Luhut dalam acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024 di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Tapi, negosiasi itu akhirnya berujung pada kesepakatan saling menguntungkan, karena menurutnya Kemenko Marves diisi oleh orang-orang yang hebat. Kesepakatan soal valuasi ini pun sudah ia laporkan ke Presiden Joko Widodo kemarin.

"Saya beruntung di tempat saya ada anak-anak pintar, yang tadi malam akhirnya sepakat, saya lapor presiden sore kemarin karena valuasinya itu dari US$ 500 juta kita akhirnya bisa sampai kepada US$ 850 juta," tuturnya.

"Anda bayangkan bisa menghemat berapa ratus juta dolar dalam satu perundingan internasional itu karena apa kita sudah mulai masuk pada anak-anak yang profesional," tutur Luhut.

Oleh karena itu, Luhut menegaskan sudah saatnya masyarakat Indonesia bangga melihat negara ini tidak lagi bisa didikte oleh negara lain. Pasalnya, anak-anak bangsa yang turut mengurus negara sudah semakin profesional.

"Ini saya ingin sampaikan kita harus bangga melihat negeri kita yang sudah seperti sekarang ini. Jadi jangan kita melecehkan bangsa kita, sekali lagi itu penting yang melecehkan bangsa kita ini menurut saya pengkhianat," tuturnya.

Luhut mengaku, menyampaikan hasil perundingan antara CATL dengan BUMN ini sebagai contoh bahwa negara ini kini sudah mampu mempertahankan kepentingannya dalam forum-forum negosiasi tingkat internasional.

"Karena itu angka yang besar, kita tidak mau didikte, yang kita mau kesetaraan seperti pidato presiden di Brussel jadi win-win, tidak boleh negara ini didikte siapa saja, presiden sampaikan itu jadi kita semua harus kompak, ngapain cari-cari perkara yang enggak jelas," ucap Luhut.

 


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Jadi 'Raja' Baterai Listrik Dunia, Luhut Ungkap Waktunya..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular