Internasional
Gelombang PHK Bank Raksasa Makan Korban Baru: Goldman Sachs

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank investasi raksasa, Goldman Sachs, berencana memangkas hingga 8% karyawannya karena bersiap menghadapi kondisi ekonomi yang kian menantang pada tahun depan.
Menurut sumber CNBC yang mengetahui rencana tersebut, pemutusan hubungan kerja (PHK) akan berdampak pada setiap divisi bank dan kemungkinan akan terjadi pada Januari 2023.
Hal itu dilakukan menjelang konferensi yang akan datang untuk pemegang saham Goldman di mana manajemen diharapkan untuk menyajikan target kinerja.
Perlu diketahui, bank investasi yang berbasis di New York itu biasanya membayar bonus pada Januari dan mungkin saja PHK bisa menjadi cara untuk melakukan penghematan.
Adapun, Wall Street terus menyesuaikan diri dengan penurunan pendapatannya setelah dalam dua tahun sebelumnya gencar dalam melakukan kesepakatan dan perekrutan.
Goldman sendiri adalah perusahaan besar pertama yang melakukan pemutusan hubungan kerja pada September lalu terhadap beberapa ratus karyawan.
Namun, bak bola salju, gelombang PHK ternyata merambat ke sejumlah bank raksasa lain seperti Citigroup, Barclays, hingga Morgan Stanley yang memotong sekitar 1.600 karyawan pada pekan lalu.
Kali ini, PHK yang akan dilakukan oleh Goldman bakal menjadi putaran pemotongan terdalam di Wall Street sejauh ini.
CEO Option Group Mike Karp menyatakan perusahaan lain kemungkinan akan mengikuti langkah Goldman seiring dengan lingkungan pasar modal yang kian lemah.
"Banyak perusahaan harus kembali ke 'papan gambar' dan menyesuaikan organisasi mereka, bukan hanya Goldman," kata Karp, dilansir CNBC, Senin (19/12/2022).
"Perusahaan mempekerjakan terlalu banyak, dan sekarang mereka juga harus melakukan terlalu banyak pekerjaan."
Perencanaan bank sedang berlangsung hingga bulan depan, dan PHK bisa lebih kecil dari 8% saat diselesaikan, terutama jika orang secara sukarela pergi. Tapi itu berarti sebanyak sekitar 4.000 karyawan bisa terkena dampaknya.
Mereka yang dianggap berkinerja buruk atau yang bekerja di bisnis konsumen yang sekarang tidak menjadi fokus bank paling berisiko diberhentikan.
Sebagai catatan, Goldman memiliki 49.100 pekerja pada 30 September, yang 14% lebih banyak dari tahun sebelumnya.
CEO Goldman David Solomon mengindikasikan bahwa dia ingin mengendalikan pengeluaran pada sebuah konferensi untuk perusahaan keuangan minggu lalu.
"Kami terus melihat hambatan pada jalur pengeluaran kami, terutama dalam waktu dekat," kata Solomon. "Kami telah menjalankan rencana mitigasi pengeluaran tertentu, tetapi akan membutuhkan waktu untuk menyadari manfaatnya. Pada akhirnya, kami akan tetap gesit dan kami akan mengukur perusahaan untuk mencerminkan peluang yang ditetapkan."
[Gambas:Video CNBC]
Video: Giliran Morgan Stanley Yang Mem-PHK Karyawannya
(luc/luc)