Saat Kacau Balau Dunia Bikin Menteri Jokowi Resah

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 16/12/2022 13:20 WIB
Foto: Dokumentasi Kementerian Pertanian

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, seluruh negara dunia akan resah di tahun 2023-2024. Sebab diprediksi akan terjadi krisis pangan yang diakibatkan rentetan persoalan.

"Kita dihadapkan climate change, (tensi) geopolitik sehingga mengakibatkan ketegangan. Mau atau tidak, ekosistem perdagangan, ekosistem supply dan demand, ekosistem kerja sama bilateral dan multilateral antar bangsa ini akan bersoal, dan kita akan hadapi ini dengan waktu yang singkat," kata Syahrul Yasin Limpo dalam diskusi bersama Indef di Jakarta, Jumat (16/12/2022).

Karena itu, lanjutnya, kebijakan yang diinisiasi Indonesia saat KTT G20 November lalu, harus dijalankan. Yaitu, memberikan prioritas utama kepada pertanian dan ketahanan pangan.


"Kalau mau melihat negara atau bangsa ini baik di masa depan bicaralah pertanian, dan jangan main-main dengan pertanian, berbahaya sekali dengan mencoba melihat pertanian hanya sebagai tambal sulam atau satu tambahan-tambahan dari aktivitas. Dia harus jadi aktivitas sentral, apalagi dengan kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik. Kita dua hampir tiga tahun mengalami climate change yang kita tidak pernah temukan selama ini," ujarnya.

Dia menambahkan, tidak ada negara yang boleh menutup negaranya saat sedang terjadi masalah pangan, dan itu telah disepakati bersama negara anggota G20.

"Tidak boleh ada negara yang menutup hanya kepentingan negaranya, dan membuat ekosistem perdagangan pangan bersoal (bermasalah). Contohnya, Indonesia sudah terlanjur makan gandum yang cukup besar, kemudian ada negara yang sumber gandum tiba-tiba menutup, ini merusak ekosistem yang ada, dan ini tidak boleh dibiarkan seperti itu," jelas Syahrul.

Dia mengatakan, sektor pertanian harus ditangani dengan serius. Apalagi, Indonesia memiliki kekayaan alam yang mendukung. Di sisi lain, jumlah penduduknya juga termasuk sangat besar di antara negara-negara di dunia.

"Kita negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak. Alamnya oke, matahari yang terus bersinar karena tropis, airnya ada di mana-mana, tanahnya (cukup)," Syahrul.

"Kenapa saya mengatakan seperti itu, penduduk yang besar ini kan butuh makan, bisa apa kita tanpa makanan. Kalau kita tidak punya minyak (bensin) kita masih tetap bisa jalan, tapi kalau makan tidak bisa ditunda. Oleh karena itu pertanian berada pada pendekatan yang untuk makan, lapangan kerja terbesar, dia juga akan memutar ekonomi sektor industri lain karena semua berasal dari tanaman dan peternakan, ditambah perikanan untuk nutrisi. Itu semua ada di Indonesia," pungkasnya.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Bantah Kabar Kesepakatan Nuklir Iran Senilai $30 Miliar