Deretan Orang Terkaya RI Yang Mulai Dari Nol, Siapa Saja?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam meraih kesuksesan nyatanya tidak harus berasal dari keluarga yang kaya raya. Faktanya, banyak orang sukses dan terkenal tajir saat ini yang bukan berasal dari keluarga yang berada.
Mereka sudah merasakan berbagai rintangan kesulitan dan kepahitan hidup sejak kecil sehingga mau tidak mau dipaksa untuk bekerja keras agar meraih keuntungan. Ini menjadikan mereka motivasi untuk bangkit dan mencoba berjuang dari bawah.
Kisah-kisah mereka menjadi pengusaha sukses di Indonesia akan selalu menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dari mereka kita belajar bahwa keberhasilan juga dapat diraih dengan kerja keras. Bahkan beberapa di antara mereka berhasil masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
Lalu, siapa saja mereka? Simak daftar sekaligus ceritanya.
Keluarga Widjaya
Kekayaan keluarga Widjaya dimulai dengan perjuangan Eka Tjipta Widjaya yang merupakan pendiri Sinar Mas Group yang memiliki gurita bisnis di bawahnya, mulai dari keuangan, telekomunikasi, dan infrastruktur.
Saat ini keluarga Widjaya memimpin di urutan ketiga jajaran orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan kekayaan mencapau US$ 10.8 miliar.
Tapi jangan kira Eka Tjipta tidak pernah melarat. Berdasarkan berbagai publikasi, pria kelahiran Quanzhou, China, itu terlahir dari keluarga miskin dengan nama Oei Ek Tjhong.
Ketika usianya menginjak sembilan tahun, dia merantau ke Makassar, Sulawesi Selatan.Di sana, Eka membantu ayahnya untuk mengelola sebuah toko. Perjalanan bisnis Eka dimulai sebagai seorang pedagang kelontong yang berkeliling menggunakan sepeda pada tahun 1938.
Karena ketelatenannya, usaha yang dijalankan Eka terus berkembang pesat. Kesuksesannya membuat dia dijuluki sebagai Bapak Kopra lantaran usaha kopranya maju sangat pesat pada 1961.
Tak hanya itu, Eka mendirikan CV Sinar Mas untuk kali pertama di Surabaya pada 1962. CV Sinar Mas mendulang sukses dan membuka kantor pertamanya di Jakarta. Eka pun mendirikan pabrik minyak goreng, pabrik kertas, minyak sawit,multifinance, hingga asuransi.
Meski hanya lulusan SD, kemampuan berbisnis Eka Tjipta sudah tak bisa diragukan lagi. Sepanjang hidupnya ia berhasil membangun jaringan bisnis mulai dari pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang dan realestat, telekomunikasi, hingga energi dan infrastruktur.
Tak hanya bisnis saja, diri nya juga mengembangkan organisasi nirlaba dengan memberikan beasiswa pendidikan. Kini ia hanya tinggal nama, tetapi, kerja keras dan usahanya akan tetap dikenang sepanjang masa dan membawa keluarganya menikmati jerih payah dan meneruskan perjuangannya.
Chairul Tanjung
Siapa yang tak kenal nama ini yang begitu dikenal dengan bos Transmedia. Chairul Tanjung atau kerap disapa CT tersebut merupakan pendiri CT Corp yang menaungi beberapa perusahaan besar seperti Trans Corp, Bank Mega, jaringan supermarket, dan lainnya.
Sebelum menjadi pengusaha sukses, siapa sangka bahwa Chairul Tanjung pernah mengalami hidup miskin. Saat remaja, ia mengalami kesulitan ekonomi sangat parah.
Usaha ayahnya ditutup karena bertentangan dengan penguasa. Setelah itu, keluarga Chairul Tanjung menjual rumahnya lalu pindah ke tempat tinggal di gang sempit di Keramat Jaya, Jakarta Pusat.
Saking miskinnya, Chairul Tanjung pernah bercerita bahwa ia bahkan nyaris tidak mampu membayar zakat fitrah yang nilainya hanya setara 3,5 kg beras.
Saat berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran UI, untuk membiayai kuliahnya, ia bahkan mencoba untuk membuka usaha fotokopi di ruang sempit bawah tangga kampus.
Chairul Tanjung juga pernah mendirikan toko peralatan kedokteran dan laboratorium, usaha kontraktor, hingga rotan.
Tetapi usaha yang ia rintis tidak berjalan mulus, bahkan CT harus mengalami kebangkrutan berkali-kali. Tetapi karena sifatnya yang rajin, gigih, dan pintar ia berhasil membesarkan CT. Corporation yang sebelumnya bernama Para Group. Ia kini berhasil menjadi salah satu orang terkaya Indonesia versi Forbes dengan kekayaan US$ 5.2 miliar.
Baca Halaman Selanjutnya >>> Ada Ciputra & Keluarga dan Prajogo Pangestu
(aum/aum)