CNBC Indonesia Research

Ironi RI Negara Agraris: Kekurangan Stok Hingga Impor Beras!

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
16 December 2022 10:05
Pasar Induk Beras Cipinang
Foto: Beras Bulog (CNBC Indonesia/ Tri Susuilo)

Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia 2019-2022

Berdasarkan hasil Survei KSA, Total produksi padi di Indonesia pada 2019 sekitar 54,60 juta ton gabah kering giling atau GKG, produksi padi tersebut mengalami penurunan sebanyak 4,60 juta ton atau 7,76 persen dibandingkan tahun 2018.

Jika melihat data tahun 2021, luas panen padi mencapai sekitar 10,41 juta hektar atau mengalami penurunan sebanyak 245,47 ribu hektar (2,30 persen) dibandingkan tahun 2020. Sementara itu, produksi padi tahun 2021 yaitu sebesar 54,42 juta ton GKG.

Sementara, jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras tahun 2021 mencapai sekitar 31,36 juta ton, atau turun sebesar 140,73 ribu ton (0,45 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2020.

Untuk tahun 2022, Produksi padi pada 2022 diperkirakan sebesar 55,67 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebesar 1,25 juta ton GKG atau 2,31% dibandingkan produksi padi di 2021 yang sekitar 54,42 juta ton GKG.

Produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 32,07 juta ton, mengalami peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29% dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.

Misteri Stok Cadangan Beras di Bulog

Oktober 2022 lalu, rakyat sempat dikejutkan oleh informasi mengenai data stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog yang tercatat terus menipis. Jika dibandingkan pada Oktober 2021 lalu stok CBP Bulog yang mencapai 1,25 juta ton, maka stok in hand pada 2022 ini paling kecil.

Perum Bulog hanya memiliki stok sebanyak 295.337 ton (59,76%) beras cadangan pemerintah (CBP) dan sebanyak 198.865 (40,24%) beras komersial. Jauh dari target pemerintah 1,2 juta ton di akhir tahun 2022.

Tingkat penyerapan Bulog tahun ini memang teramat rendah. Padahal, dari survei AB2TI, ada 4 bulan di mana harga jual petani lebih rendah dari harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu pada Maret, April, dan Mei, di mana HPP berlaku adalah Rp8.300 per kg beras dan Rp4.200 per kg gabah kering panen (GKP).

Dengan ini, pada akhirnya pemerintah memutuskan menugaskan Bulog melakukan pengadaan beras dari luar negeri. Yang rencananya untuk pemasukan bulan Desember 2022 sebanyak 200 ribu ton.

Ini tentunya menjadi pertanyaan dari berbagai pihak. Salah satunya tentunya karena pemerintah, di mana Bulog sendiri kesulitan menyalurkan beras.

Kalau dahulu, ada rastra/raskin (beras sejahtera/ beras miskin) dan ada pula program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) juga tak lagi melalui Bulog. Ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab Bulog tak lagi menyerap seperti biasa.

Baca Halaman Selanjutnya >>> Negeri Agraris yang Hobi Impor Beras, Kenapa?

(aum/aum)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular