Ekspor Terendah dalam 6 Bulan, Harta Karun RI Tak Lagi Dicari

Maesaroh, CNBC Indonesia
Kamis, 15/12/2022 15:45 WIB
Foto: Pekerja dengan menggunakan alat berat melakukan bongkar muat Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (2/8/2022). (CNBC Indoensia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Surplus Indonesia pada November 2022 anjlok ke level terendah dalam enam bulan terakhir. Melandainya permintaan akan komoditas andalan Indonesia membuat ekspor makin menyusut.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada November 2022 mencapai US$ 24,12 miliar. Nilai tersebut adalah yang terendah sejak Mei 2022. Nilai tersebut juga turun 2,46% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm) tetap masih naik 5,58% dibandingkan November 2021 (year on year/yoy).

Pertumbuhan ekspor pada November secara tahunan menjadi yang terendah sejak Oktober 2020 atau dua tahun terakhir di mana pada saat itu ekspor terkontraksi 3,29%.


Sementara itu, impor November tercatat US$ 18,96 miliar atau melandai 0,91% (mtm) dan turun 1,89% (yoy). Kontraksi ini menjadi yang pertama sejak Januari 2021.




Dengan demikian, neraca perdagangan pada November 2022 membukukan surplus sebesar US$ 5,16 miliar. Nilai tersebut turun tipis dibandingkan Oktober 2022 yang tercatat US$ 5,59 miliar.

Surplus juga di atas ekspektasi pasar. Polling CNBC Indonesia memperkirakan surplus hanya mencapai US$ 4,4 miliar pada November 2022. Dengan surplus pada November 2022 maka neraca perdagangan Indonesia telah membukukan surplus selama 31 bulan beruntun.

Deputi BPS Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan ekspor melemah karena adanya penurunan volume dan harga sejumlah komoditas andalan Indonesia, seperti batu bara dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

"Ekspor komoditas unggulan Indonesia mengalami penurunan pada bulan November 2022, kecuali Besi dan Baja yang mengalami peningkatan karena kenaikan harga," tutur Habibullah pada saat konferensi pers, Kamis (15/12/2022).

Penurunan ekspor CPO dan batubara lebih disebabkan karena penurunan volume sementara gas alam lebih karena harga.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemenperin Catat Industri Mainan Domestik Surplus

Pages